الحمد لله رب الـعـالـمـيـن والصلا ة والسلام على نبـيـه محـمـد و آله وصحبه أجـمـعـيـن
أما بعد
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, akibat yang yang baik hanyalah bagi orang orang yang bertaqwa, Shalawat salam dan kesejahteraan semoga senantiasa terlimpah buat junjungan Nabi Muhammad dan segenap keluarga dan sahabat keseluruhannya.
Ketahuilah , bahwa pada
zaman dahulu pernah seseorang penuntut ilmu selalu tekun dan rajin melayani
seorang Maha Guru, Syaikh Imam Zainuddin Hujjatul Islam Abu Hamid bin
Muhammad Al Ghazali semoga Allah mensucikan jiwanya, ia sangat rajin
mempelajari ilmu dihadapan Al Imam Al Ghazali, sehingga ia pelajari pengetahuan
yang sulit dan rumit bahkan ia telah mencapai kesempurnaan jiwa. Pada suatu
hari ia berfikir tentang dirinya, dan terlintas dalam hatinya, lalu
berkata : Aku telah pelajari berbagai
macam ilmu pengetahuan, dan telah aku habiskan masa mudaku untuk mempelajari
ilmu, Sudah saatnya aku harus mengerti ilmu mana
yang akan memberi manfa’at bagi diriku kelak diakhirat dan membawa
keselamatanku kelak dialam kubur. Dan mana pula yang tidak bermanfa’at bagiku,
sehinggga dapat aku tinggalkan, sebagaimana do’a Nabi :
اللـهـم أعـوذبـك مـن
عـلـم لا يـنـفــع
“Ya
Allah aku berlindung kepada Mu dari ilmu
yang tidak bermanfa’at”
Pikiran
ini terus menerus menyelimuti dalam dirinya, sehingga ia memberanikan diri
menulis surat kepada Hujjatul Islam Muhammad Al Ghazali semoga
Allah melimpahkan rahmat kepadanya, untuk memohon fatwanya, Dan ia bertanya
beberapa masalah, dengan mengharap nashihat dan do’nya.
Didalam suratnya ia katakan :
‘Meskipun didalam
beberapa kitab karangan Al Ghazali seperti Ihya’ dan juga yang lainnya telah
mencakup jawaban dari pertanyaanku ini, tetapi yang aku inginkan agar Al
Ghazali berkenan menulis didalam
beberapa lembar kertas saja untuk memenuhi hajat permohonanku, yang dapat
selalu menyertaiku kemanapun selama hidupku. Dan aku dapat mengamalkannya
sepanjang usiaku jika Allah menghendaki . Maka kemudian Al Ghazali menulis
surat ini untuk menjawab dan memenuhi keinginannya. Wallahu a’lam.
Ketahuilah wahai anak
ku yang tersayang dan mulia, semoga Allah memberikan anugerah
panjang usia untuk selalu tha’at kepadaNya, serta senantiasa memberikan
anugerah kepadamu untuk menempuh jalan mencintaiNya.
Sesungguhnya nasehat yang
tersebar, yang ditulis dari sumber surat ini, apabila nasehat itu telah sampai
kepadamu, apa lagi nasihat ku yang kau butuhkan, dan apabila belum sampai
kepadamu, maka katakan kepadaku ; “apa yang telah aku dapatkan selama
bertahun tahun yang telah lalu ?”
Wahai anak ku, diantara nasehat
Rasulullah sallallhu ‘alaaihi wa sallam kepada ummatnya, adalah Sabda
Rasulullah sallallhu ‘alaaihi wa sallam :
“ Tanda tanda bahwa
Allah telah berpaling dari seorang hamba, adalah mana kala seseorang itu selalu
sibuk dengan suatu urusan yang tidak berfaedah baginya, Dan sesungguhnya
bila seseorang telah habis masa hidupnya untuk perbuatan yang bukan penghambaan kepada Allah, niscaya akan nyata
penyesalannya. Barang siapa yang telah lewat empat puluh tahun usianya, sementara
kebaikannya tidak melebihi
kejelekkannya, maka bersiap siaplah ia menuju ke neraka”
Nasehat
ini telah cukup bagi seseorang yang berilmu.
Wahai anak ku,
Kalau hanya nasehat, itu
sangat mudah, tetapi yang sangat sulit adalah menerimanya. Karena nasehat itu
bagi perasaan pengikut hawa nafsu berasa sangat pahit. Karena segala yang
dilarang itu sangat disukai dihati mereka. Terutama bagi penuntut ilmu yang
hanya untuk pengetahuan semata, bukan untuk diterapkan dalam kehidupan, mereka senantiasa sibuk untuk mencapai
kepentingan pribadinya dan kemewahan dunia. Ia menyangka bahwa hanya dengan
ilmu saja sudah cukup untuk mencapai keselamatan, tidak perlu harus mengamalkannya. Ini adalah pendapat para
ahli filsafat.
Subhanallahil ‘adhim , Maha Susi Allah
Yang maha Agung.
Orang ini telah terpedaya,
ia tidak tahu bahwa setelah berhasil mempelajari ilmu apa bila tidak mengamalkannya,
justru ilmunya akan berbahaya bagi dirinya, sebagaimana sabda Rasulullahi Sallallahu
‘alaihi wa sallam :
أشـد الـنـاس عـذابـا يـوم الـقـيـا مـة عـالـم لـم
يــفـعـه الله بـعـلـمــه
“Siksa
yang terberat kelak di hari kiyamat adalah orang alim yang Allah tidak
memberikan manfaat pada ilmunya”
Dikisahkan
Syaikh Junaid qaddasallahu sirrahu dimimpikan dalam suatu tidur setelah
hari wafatnya, lalu Syaikh Junaid ditanya : Apa kabar wahai Abal Qasim ?
Beliau jawab :
‘Lenyap seluruh ibarat,
dan sirna seluruh isyarat, tiada yang memberi anfa’at, bagi diriku kecuali
raka’at raa’at pendek yang aku lakukan ditengah kegelapan malam”.
Wahai anak ku,
Janganlah kau menjadi
orang yang bangkrut merugi tiada beramal, dan janganlah jiwamu kosong. Yakinlah
bahwa hanya dengan ilmu saja, bukan
berarti sukses telah dicapai tangan.
Sebagai perumpamaan,
andai seorang laki laki berada di tengah hutan belantara, ditangannya sepuluh
pedang India yang sangat tajam, bahkan masih membawa beberapa senjata yang
lain. Dan ia juga seseorang yang
pemberani dan jagoan perang. Sementara Seekor hari mau yang besar, buas dan
sangat menakutkan siap menerkamnya. Dalam keadaan seperti ini, apa dugaanmu ?.
Apakah senjata senjata itu dengan
sendirinya akan mampu menolak dari ancaman binatang buas itu ? Tentu dimaklumi bahwa senjata itu tak akan
mampu menolak bahaya tanpa di gerakkan
oleh orang itu. Demikian pula andaikan seseorang menguasai seratus ribu macam
ilmu pengetahuan, bahkan juga mengajarkannya, tetapi ia tak mengamalkannya, tentu
tak akan ada artinya kecuali jika ia mengamalkannya.
Sebagai contoh lagi, Apa
bila seseorang sakit demam dan sakit kuning yang harus diobati dengan ramuan
jamu pahit. Tentu dia tak akan sembuh tanpa mau minum dan menggunakan ramuan itu. Sebaimana
senandung seorang penyair :
لـو كـلـت ألـفى رطـل خـمـر لـم تـكـن * لـتـصـيـر نـشـوانـا اذا لـم تـشـرب
Andaikan
kau takar 2000 kati khamr #
Tak akan
kamu mabuk bila tak kau minum.
Bahkan
andaikan kamu pelajari ilmu seratus tahun dan kamu kumpulkan seribu kitab, itu belum berarti kamu siap mendapat rahmat
Allah kecuali kamu telah mengamalkannya.
Allah
berfirman :
وأن
لـيـس لـلا نـسـان الا مـا سـعى *
“Sesungguhnya manusia tak akan mendapatkan balasan kecuali dari
apa yang telah ia usahakan”.
فـمـن كان يـرجـو لـقـا ء ربـه فـلـيـعـمل
عـمـلا صالـحـا
“Barang siapa yang mengharapkan bertemu dengan Tuhannya dengan
mendapat ridlaNya, hendaknya ia mengerjakan amal sholih”.
جـزاء بـمـا كانـوا يـكـسـبـون*
…….
Sebagai balasan bagi apa yang telah merea lakukan”.
ان
الـذيـن أمـنـوا وعـمـلـوا الـصـالـحـات كا نـت لـهـم جـنـات الـفـردوس نـزلا خـالـديـن فـيـهـا لا يـبـغـون
عــنهـاحـولا.
‘Sesungguhya orang orang yang beriman dan beramal shalih, maka
baginya surga firdaus tempat tinggalnya. Dan akan kekal didalamnya, mereka tak ingin
berpindah dari padanya”. (QS.Al Kahfi :107- 108)
فـخـلـف
مـن بـعـدهـم خـلـف أضـعـوا الـصـلـوة واتـبـعـو ا الـشـهـوات فـسـوف يلـقـون
غـيـا الا مـن تـاب وأمن عـمـل صالـحـا
فـأولـئـك يـدخـلـو ن الـجـنـة ولا
يـظلـمون شـيـأ
“Dan
datanglah setelah
mereka golongan pengganti yang jelek, mereka itu menyia nyiakan shalat, dan menurutkan hawa
nafsunya, kelak mereka akan menemui kesesatan kejurang neraka, kecuali orang
yang bertaubat, beriman dan beramal shalih, mereka itu akan masuk surga , dan
sedikitpun mereka tidak di aniaya”. (Q
S. Maryam : 59- 60).
Dan
apa pula pendapatmu tentang hadits ini,
بنى الأسـلام عـلى خـمس شـهـادة أن لا ا لـه الا الله وأن محـمدا رسـول الله و
اقـام الـصـلا وايــتـاء الـزكاة وصـوم
رمـضـان
و حج البـيت لـمـن استطـع اليـه
سـبـيـلا ؟
“Islam itu ditegakkan atas lima perkara :
Bersaksi bahwa tiada tuhan
selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, membayar zakat, puasa
Ramadlan dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah bagi yang mampu menempuh
perjlanannya”.
والأيـمـان قول بـاللـسـن وتـصـديـق بـالـجــان وعـمـل بـالأركان
“Iman adalah mengucapan dengan lisan, membenarkan didalam hati
dan melakukan perbuatan dengan anggota badan”
Dalil yang menunjukkan
keharusan beramal sangatlah banyak untuk dihitung. Kendatipun seseorang hamba
akan masuk surga hanya dengan anugerah Allah, tetapi tentu setelah hamba itu
menyiapkan diri untuk melakukan ketaatan dan penghambaan diri kepada Allah.
Karena rahmat Allah itu sangat dekat dengan orang orang yang berbuat baik.
Seandainya dipertanyakan lagi
:
Seseorang itu apakah tidak
cukup sampai ke surga dengan iman ?
Maka aku jawab :
Betul, tetapi kapan ia akan
sampai ? Dan bagaimana terjal dan sulit medan yang harus ditempuh untuk sampai
kesana ? Kesulitan pertama adalah kesulitan membuktikan iman, Dan apakah ia
terjamin akan keselamatan imannya ? Andaikan ia sampai apakah ia tak kan merugi
dan bangkrut ?
Syaikh Hasan Al Bashri
mengatakan :
Allah Ta’ala kelak dihari
kiyamat akan berfirman kepada para
hambanya :
“Masuklah kamu hai hamba
hambaKu kedalam surga dengan rahmatKu, dan berbahagialah kamu dengan amal amal
perbuatanmu”.
Wahai anakku ,
Barang siapa yang tidak beramal
tentu ia tak akan mendapatkan pahala.
Dikisahkan, bahwa seseorang
dari kaum Bani Israil telah menunaikan ibadah kepada Allah selama tujuh puluh
tahun. Lalu Allah ingin menunjukan ketaatan hambaNya kepada Malaikat, maka
Allah mengutus Malaikat kepada hamba itu untuk menunjukkan kepada hamba itu tentang ibadahnya, bahwa dengan ibadah yang
telah dilakukan selama itu belum pantas untuk masuk ke surga . Setelah Malaikat menyampaikan hal itu kepada
hamba itu, ia pun berkata kepada Malaikat, bahwa :
Kami diciptakan hanyalah
untuk beribadah, maka sudah sepantasnya kami selalu beribadah menghambakan diri
kepadaNya.
Ketika Malaikat itu kembali kepada Allah, ia
melaporkan : Wahai Tuhanku, Engkau lebih tahu apa kata hambaMu.
Allah kemudian berfirman :
“Bila hamba Ku tak pernah
berpaling meninggalkan ibadah kepada Ku, Tentu Aku dengan KemurahanKu juga tak
akan berpaling darinya. Akan Aku anugerahi dia dengan rahmatKu. Wahai MalaikatKu
saksikanlah bahwa Aku telah mengampuni dosa dosanya”.
Rasulullah sallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
حـاسـبـواأنـفـسـكـم قـبـل ان تـحـاسـبـوا , وزنـوا
أعـمـالـكـم قـبـل أن تـوزنـوا *
“Perhitunganlah dirimu sendiri
sebelum diperhitungkan, dan timbanglah amalmu sebelum dipertimbangkan”
Ali
Radhiyallahu ‘anhu juga berkata :
مـن ظن أنـه بـدون الـجـهـد يـصـيـل فـهـو
مـتـمن
و مـن ظن أنـه ببـذل الـجـهـديـصـل فـهـو
مـسـتـغـن
“Barang siapa yang beranggapan bahwa dengan tanpa usaha sungguh
sungguh ia akan sampai ke surga, maka ia adalah orang yang melamun, Dan barang
siapa yang beranggapan bahwa dengan mencurahkan segenap usahanya ia akan sampai
maka ia orang yang tidak butuh rahmat Allah (sementara surga dapat di capai
hanya karena rahmat Allah)”
Syaikh
Hasan Al Bashri Radliyallahu ‘anhu mengatakan :
طـلـب الـجــنـة بـلا عـمـل ذنـب مـن
الـذنـوب
‘Mencari surga dengan tanpa berbuat amal kebajikan adalah dosa dari berbagai macam dosa”.
Dan katanya lagi :
عـلامـة الـحـقـيـقـة تـرك الـمـلاحـظة
الـعـمـل لا تـرك الـعـمـل
“Tanda tanda hakikat ikhlas
adalah tidak mengawasi perbuatan bukan
meninggalkan perbuatan itu”
Rasulullah sallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
الـكـيـس مـن دان نـفـسـه وعـمـل لـمـا بـعـد الـمـوت , والأخمـق مـن اتـبـع هـواه وتـمـنى عـلى الله
تـعـالى الأمـاني
“Orang
yang cerdik adalah orang yang dapat menundukkan hawa nafsunya dan beramal untuk
hari setelah mati, Sedang orang yang bodoh adalah orang yang ngikuti hawa
nafsunya dan mengharap rahmat Allah”
Wahai anakku ,
Berapa
banyak malam kau gunakan untuk mengulang ulang belajar pengetahuan, dan
mempelajari kitab kitab bahkan sampai kamu larang dirimu untuk tidur malam.
Aku
tak tahu apa yang mendorong kamu seperti itu ? Apabila hanya untuk mencapai
keduniaan dan menarik harta bendanya, dan untuk mengahsilkan kedudukan dunia
dan untuk berbangga bangga pada sesamanya, maka celakalah kamu, betul betul
celaka . Tetapi apabila Tujuanmu untuk menghidupkan syari’at Nabi sallallahu
‘alaihi wa sallam dan membersihkan akhlaq serta
memecahkan hawa nafsu yang selalu mengajak pada kejelekan, maka berbahagialah kamu, benar benar barbahagia,
Alangkah
indahnya seorang penyair bersya’ir
سـهـر الـعـيـون لغـيـر وجـهـك
ضـائـع *
وبكاؤهـن لـغـيـرفـقـدك بـاطـل
Mata berjaga kalau bukan untuk
ridlaMu hanya sia sia *
Tangisnyapun salah kalau bukan karena
kehilanganMu .
Wahai anakku ,
“Hiduplah kau sesukamu , tetapi ingatlah kau pasti
akan mati, cintailah apa saja yang kamu suka, tetapi ingatlah kau pasti akan
berpisah. Dan lakukanlah apa saja yang kamu mau, tetapi ingatlah kau pasti akan
dibalasnya”
Wahai anakku ,
Apapun yang telah kau capai
dari ilmu kalam, ilmu khilaf, ilmu pengobatan, ilmu pembukuan, ilmu syi’ir,
ilmu perbintangan, ilmu ‘arudh, ilmu nahwu, ilmu tashrif, kecuali menyianyiakan
umur oleh karena bertentangan dengan
Yang Maha Memiliki keAgungan, aku melihat didalam kitab Injil nya Nabi Isa ‘alaihis
salam Allah Firmankan bahwa :
“Sejak mayit diletakkan
diatas keranda sampai ia diletakkan ditepi liang kubur, Allah dengan
keBesaranNya akan bertanya kepadanya
dengan 40 pertanyaan.
Yang pertama :
Wahai hambaku, bertahun tahun kau merasa bersih diri
dalam pandangan manusia , tetapi kau takkan bersih dalam pandanganku sekejap
saja.
Setiap hari Allah memandang hatimu dan berkata : Kenapa kau perbuat amal untuk selain Aku ? padahal hidupmu penuh
dengan anugerah Ku ! apakah kamu dungu tidak mendengar !
Wahai anakku ,
Ilmu tanpa amal itu gila, tetapi amal tanpa ilmu juga
tidak ada artinya. Ketahuilah ilmu yang pada hari ini tak dapat menjauhan
kamu dari maksiyat, dan tidak mendorong
kamu untuk berbuat tha’at, kelak ilmu
itu tak akan dapat menjauhkan kamu dari api neraka Jahannam. Apa bila
sekarang kau tidak mengamalkan ilmu itu, dan kamu tidak akan dapat menyusuli
untuk hari harimu yang telah lewat, kelak dihari qiyamat kau akan katakan “Kembalikan
aku kedunia barang sebentar saja, pasti
aku akan beramal shalih” Dan Allah akan menjawabnya :
Hai si bodoh, kau itu baru saja datang dari sana !
Wahai anakku ,
Jadi kan keinginan kuatmu pada jiwamu, dan luka
dinafsumu, dan mati ditubuhmu, karena akhirnya kubur adalah tempatmu. Dan para
penghuni kubur senantiasa menunggumu, kapan kamu sampai menyusul mereka ?
Takutlah, takutlah kamu jika menyusul mereka tanpa bekal.
Abu Bakar As Shiddiq Radliyallahu ‘anhu berkata :
Tubuh manusia ini ibaratnya bagaikan sangkar burung
atau kandang bagi hewan melata, maka berfikirlah tentang dirimu, termasuk dari
jenis mana antara keduanya ? Bila kamu termasuk jenis burung yang terbang
tinggi, maka ketika datang suara menyeru : “Kembalilah kamu pada Tuhanmu”
maka kau akan terbang tinggi membumbung sampai hinggap di tempat yang tinggi di
istana surga.
Sebagaimana Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
اهتـز عـرش الـرحـمــن مـن مـوت سـعـد بـن
مـعـاذ
“Arsy Allah Yang Maha Pemurah berguncang ketika Sa’ad bin Mu’adz
meninggal dunia”
Kita mohon Perlindungan Allah
jika kamu termasuk hewan melata. Sebagaimana firman Allah :
أولـئـك كالأنـعـام بـل هـم أضـل
“Manusia semacam itu bagaikan hewan melata, bahkan lebih sesat lagi”
( QS. Al an’am : 179 ).
Maka berarti tak pernah ada
tempat aman, perpindahanmu dari halaman
rumahmu ke jurang neraka .
Diceritakan bahwa Hasan Al
Bashri Semoga Allah melimpahkan rahmat kepadanya, dikasih minuman air
dingin , Lalu diterimanya gelas tepat minuman itu, kemudian beliau pingsan dan
gelas itupun lepas dari tangannya. Ketika beliau sadar ditanya, kenapa kamu hai
Aba Sa’id (Hasan Al Bashri) ? Beliaupun menjawab :
Aku teringat harapan
penghuni neraka, ketika mereka meminta kepada penduduk surga, dengan
ucapannya :
"
أن أفـيـضوا عـلـيــنـا مـن الـمـاء أو مـمـا رزقـكـم الله "
“Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau apa saja makanan yang
telah berikan Allah kepada kamu ”. (
QS. Al a’raf : 50 )
Wahai anakku,
Andaikan
ilmu semata cukup bagi kamu tanpa
harus mengamalkannya tentu seruan ini ,
هـل مـن سـائـل؟ هـل مـن مـسـتـغـر
؟ هـل مـن تـائـب؟
Adakah
orang yang memohon ? Adakah orang yang mohon ampunan ? Adakah orang yang bertaubat
?
Semuanya
sia sia tanpa guna.
Diriwayatan bahwa banyak para shahabat yang menuturkan
tentang pribadi Abdullah bin Umar RA. kepada Rasulullah Sallallahu’alaihi
wasallam. Beliupun menjawab : “Benar,
dia orang yang hebat jika ia melakukan shalat malam ”.
Rasulullah Sallallahu’alaihi wasallam bersabda kepada seorang sahabatnya :
يـا فـلان لا
تـكــثـر الـنـوم بـالـلـيــل , فـان كــثــرة
الــنــوم بـالـلـيــل يـدع صــاحبـه فـقــيــرا يــوم الـقــيــامـة
“Hai fulan ! jangan kau banyak tidur diwaktu malam, karena
banyak tidur diwaktu malam itu akan menjadikan orang itu faqir dihari kiyamat
nanti”
Wahai anakku,
Firman Allah :
ومـن الـلـيـل فـتـهـجـد بــه نــافــلـة لـك
“Dari sebagian waktu malam shalatlah tahajjud, itu sebagai
keutamaan bagimu”
Ini adalah perintah Allah .
وبـالأســحـارهـم يـســتـغـفــرون
“Dan pada waktu sahur (menjelang
shubuh) mereka itu beristighfar”.
Ini
adalah perintah bersyukur kepada Allah .
والـمـسـتـغــفـريـن بـالأسـحـار
“….Dan orang orang yang
beristighfar di waktu sahur”
Ini sebagai dzikir.
Sabda Rasulullah
Sallallahu’alaihi wasallam:
ثـلاثــة أصـوات
يحبـهـاالله تـعــالى صوت الــديـك و صوت
الـذي
يـقـرأ الـقـرأ ن و صوت الـمـسـتـغــفـريـن بـالأسـحـار
‘Tiga suara sangat disukai
Allah, suara kokok ayam jantan, suara orang yang mebaca Al Qur’an dan suara
orang orang yang beristighfar diwaktu sahur”
Sufyan Ats Tsauri Rahimahullah
berkata :
‘ Sesungguhnya Allah Ta’ala
menciptakan angin yang bertiup diwaktu sahur yang membawa dzikir dan istighfar
untuk disampaikan kepada Allah Sang Penguasa Yang Maha Perkasa”.
Dan ia berkata lagi :
‘Ketika datang permulaan malam,
maka datang seruan dari bawah arasy, yang menyeru : Hendalah bangun orang orang
yang beribadah, merekapun bangun dan bergegas menunaikan shalat sesuai kehendak
Allah”
Kemudian ketika datang tengah
malam, datang pula seruan tengah malam hendaklah bangkit orang arang yang tekun
beribadah, mereka menunaikan shalat di waktu sahur. Ketika datang waktu sahur
penyeru itu menyampaikan seruannya ; Hendaklah bangun orang orang yang
beristighfar, merekapun bangkit dan beristighfar. Dan ketika terbit fajar ada pula seruan yang
mengajak : Hendaklah bangun orang orang yang lupa, merekapun bangun dari
tempatnya mereka tidur seperti orang orang mati yang bangkit dari kuburnya.
Wahai anakku,
Diceritakan dalam washiyat
Lukman Al Hakim kepada anaknya, ia berkata kepada anaknya ;
Wahai anakku,
Jangan sampai kamu kalah
pintar dengan ayam jantan, ia telah bangun dan berkokok diwaktu sahur, sedang
kamu masih tidur. Alangkah indahnya seorang penyair bersenandung :
لـقد هتـفـت فى جنح الليـل
حمامـة *
عــلــى فـــنـن وهــنـاوانى لــنـائـم
كـذبت وبـيـت الله لـوكـنت عاشقـا * لمـا سـبـقـتـنى بـالـبـكاء حـمـائـم
وأزعــم
أنى هـائـم ذو صـــبـابــة * لـربى فــلا أبـكى وتــبكى الـبهـائـم
Ditengah gulita malam, burung
dara bersenandung haru .
Merasa hina diatas dahan, sementara pulas tertidur daku .
Demi Baitillah aku telah
berdusta, jika aku merasa rindu,
Kalau ternyata burung dara menangis mendahului aku.
Kukira orang yang sangat
lemah ternyata aku,
Mengaku merasa sangat menyinta pada Tuhanku,
Tetapi keras tak dapat menangis mataku ,
Sementara hewan melata,
senantiasa meratap sendu
Wahai anakku,
Kesimpulan dan inti ilmu
adalah bila kamu tahu ta’at
dan ibadah, itu yang
terpenting, bagaimana ta’at dan ibadah
itu. Ketahuilah, bahwa ta’at dan ibadah adalah mengikuti pembuat peraturan,
dalam segala perintah perintahnya maupun segala larangannya. Baik dengan ucapan
maupun perbuatan, artinya apapun yang kamu ucapkan atau yang kamu lakukan,
bahkan juga yang kamu tinggalkan semuanya karena mengikuti peraturan. Misalnya
kamu puasa di hari raya atau hari tasyriq, maka berarti itu durhaka. Juga
misalnya kamu shalat dengan pakaian yang dighasab, meskipun nampaknya ibadah
tetapi itu justru kamu berdosa.
Wahai anakku,
Seyogyanya bila ucapanmu, perbuatanmu senantiasa sesuai dengan
peraturan syara’, Karena ilmu dan amal tanpa mengikuti syara’ adalah sesat.
Maka hati hatilah seyogyanya kamu jangan sampai terpedaya oleh pengaruh
kerusakan . Karena menempuh jalan ini harus dengan kesungguhan beribadah dan memutus keinginan nafsu, dan memerangi
hawa nafsu, dengan senjata riyadhah melatih diri, tidak dengan kesesatan dan kebatilan yang
menimbulkan kerusakan di masyarakat.
Ketahuilah lisan yang
dibiarkan, dan hati yang dipenuhi kelalaian dan keinginan nafsu adalah tanda tanda
celaka. Manakala tidak segera di perangi dengan kesungguhan beribadah, niscaya
tak akan hidup hatimu dengan cahaya ma’rifat kepada Allah.
Ketahuilah, bahwa sebagian
masalah yang kamu tanyakan kepadaku itu
tak akan dapat dijawab tepat hanya dengan tulisan dan ucapan. Bila kamu telah
sampai pada kondisi dan tingkatannya kamu akan tahu. Jika belum sampai, maka
mustahil ilmu itu dapat diketahui, karena masalah ini adalah masalah perasaan.
Segala yang menyangkut
masalah perasaan, ini tak akan dapat diungkapkan hanya dengan ucapan, seperti
rasa manisnya manisan dan pahitnya empedu tak akan dapat diceritakan tanpa
dengan dirasakan.
Seperti cerita orang yang
menderita inpotensi, bekirim surat kepada sahabatnya untuk diceritakan
bagaimana nikmatnya bersetubuh, seperti apa enaknya. Sahabatnya pun mengirim
surat untuk menjawabnya. Hai fulan sahabatku, dulu aku hanya mengira bahwa kamu
itu inpoten, sekarang aku jadi tahu ternyata benar bahwa kamu itu impoten dan
bodoh. Bagaimana tidak, kenikmatan ini adalah rasa , jika kamu telah
merasakannya tentu kamu akan tahu, jika
tidak, tentu tak akan tepat jika hanya diungkapkan dengan ucapan dan tulisan.
Wahai anakku,
Sebagian masalahmu yang kau
tanyakan kepadaku, itu sama halnya seperti orang inpoten tadi, adapun sebagian yang lain
yang dapat dijawab dengan ungkapan, dan
telah aku tuturkan dalam kitab Ihya
ulumuddin dan juga kitab yang lain. Disini aku hanya akan menyampaikan sedikit, memetik dari kitab Ihya’ itu, serta
mengisyaratkan jawabannya, lalu aku
katakan ;
Sungguh wajib bagi orang yang
menempuh perjalanan akhirat beribadah untuk memenuhi empat perkara ;
pertama
:
I’tikad
dan keyakinan yang benar yang tidak ada bid’ah didalamnya.
ke dua
;
Taubat nashuha
artinya taubat yang murni setelah bertaubat tidak akan mengulangi kesalahan
lagi.
Ke tiga :
Mencari kerelaan orang orang yang mempunyai urusan,
agar tak
seorangpun tersisa haknya atas pribadimu.
ke empat ;
Menuntut ilmu syari’at sesuai ukuran untuk dapat memenuhi
perintah perintah Allah kemudian ilmu ilmu yang lain yang dapat membawa
keselamatanmu.
Dikisahkan bahwa Imam Syibli Rahimahullahu telah
melayani empat ratus guru, lalu ia berkata :
“ Aku telah belajar empat ribu hadits, kemudian aku
memilih satu hadits saja dari semua hadits itu, dan itu aku amalkan, sementara
yang lainnya aku lepaskan. Karena setelah aku renungkan dan aku simpulkan bahwa dengan satu hadits itu aku dapatkan
keselamatan. Dan ternyata ilmu orang terdahulu maupun ilmu orang orang
belakangan semuanya bermuara dari satu hadits itu. Maka aku merasa cukup dengan
satu hadits itu.
Satu hadits yang aku pilih dan aku amalkan itu adalah
sabda Rasulullahi sallallahu ‘alaihi wa sallam kepada sebagian
shahabatnya.
اعـمـل لـدنـيــاك
بـقــدر مـقــمـك فـيــهــا , و اعـمـل لاخـرتـك
بـقــدر بـقــائـك فـيــهــا, و اعـمـل لله بـقــدرحـاجـتـك الـيـه ,
و اعـمـل للــنـــار بـقــدر صـبــرك عـلــيــهــا
“Beramallah kamu untuk kepentingan duniamu sekedar untuk selama
kamu tinggal di dunia, dan beramallah kamu untuk akhiratmu dengan seukur
kekalmu diahirat. Dan beramallah karena Allah sebanding dengan kebutuhanmu
kepadaNya. Dan beramallah untuk neraka sebatas kamu tahan didalamnya”.
Wahai anakku,
Jika kamu faham hadits ini, tentu kamu tak akan butuh
ilmu yang banyak banyak.
Coba renungkan hikayah yang lain : kisah tentang
Syaikh Hatim Al Ashom, ia adalah sahabat Syaikh Syaqiq Al Balkhiy Rahmatullahi
Ta’ala ‘alaihima, Suatu hari ia bertanya kepada Syaikh Hatim Al Ashom, Syaikh Syaqiq Al Balkhiy
katakan : Kamu telah tiga puluh tahun bersahabat denganku, apa yang telah kau
dapatkan selama bersamaku ? .
Syaikh Hatim katakan : Aku telah berhasil
mendapatkan delapan faedah ilmu, itu sudah cukup memenuhi keinginanku, karena
aku hanya mengharapkan keselamatan dari
ilmu itu.
Syaqiq Al Balkhiy bertanya : apa saja faedah delapan
itu? Syaikh Hatim menjawab :
Faedah yang pertama :
Aku merenungkan makhluq Allah, lalu aku mengerti bahwa
setiap orang itu pasti punya kekasih yang dicintai dan dirindukan, sebagian
diantaranya menyintai dan menyertai sampai ketika ia sakit menjelang ajalnya,
bahkan sebagian lagi menyertai sampai saat ia sampai ditepi liang kubur. Tetapi
semua yang dicintai itu akhirnya kembali semua, ia ditinggalkan diliang kubur sendirian
tanpa teman, tak satupun yang tinggal tetap menemani. Lalu aku berfikir, dan aku katakan : Sebaik baik yang dicintai
oleh seseorang adalah sesuatu yang sanggup menemani sampai masuk keliang kubur,
yang dapat membuat senang dan menghibur di alam kubur. Dan ternyata itu tidak
aku temukan selain amal shalih, lalu aku jadikan amal shalih itu sebagai
kekasih agar dapat menerangiku di kegelapan kuburku, dan menghiburku serta
tidak meninggalkan aku dalam kesendirian.
Faedah ke
dua :
Aku melihat bahwa setiap orang
itu selalu mengikuti
keinginan nafsunya, bahkan selalu bergegas untuk
memenuhi segala keinginannya. Lalu aku merenungkan firman Allah :
وأمـامـن خاف
مـقـام ربـه ونـهى الــنـفس عـن
الـهـو ى فـان
الــجـــة هى الــمأوى
“Adapun orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,
maka surga adalah tempat tinggalnya” (
Q.S.An Nazi’at : 40 – 41).
Aku yakin bahwa Al Qur’an itu
haq dan pasti benar, maka serta merta aku menentang keinginan nafsu dan
bergegas dengan kesungguhan untuk memerangi dan menentangnya sehingga ia tunduk
dan patuh untuk selalu ta’at kepada Allah Ta’ala dan mengikutinya.
Faedah ke tiga :
Aku melihat setiap orang senantiasa berusaha untuk
mengumpulkan harta dunia, kemudian menyimpan dan menguasainya. Aku berfikir
merenungkan firman Allah :
مــا عــنــدكـــم
يــنــفـــذ ومــا عــنــد الله بــاق
“Apa saja harta benda yang ada disisimu itu pasti akan sirna,
tetapi apa yang ada disisi Allah pasti akan kekal selamanya
“
(
Q.S.An Nahl : 96).
Kemudian harta benda yang
telah aku hasilkan dari kerja keras mengumpulannya, aku serahkan ke jalan
Allah, aku bagi untuk orang orang miskin agar menjadi simpanan dan investasiku
disisi Allah Ta’ala.
Faedah ke empat :
Aku melihat sebagian
orang itu menganggap bahwa kemuliaan seseorang itu terletak pada banyaknya
pendukung dan banyaknya pergaulan akhirnya mereka terpedaya olehnya. Sebagian
yang lain menganggap bahwa kemuliaan itu tergantung pada banyaknya harta benda
kekayaan dan banyaknya anak cucu keturunan . Mereka selalu membanggakannya.
Yang lain lagi mengira bahwa kemuliaan itu terletak pada kehebatan merampas
harta orang lain dan menganiaya bahkan
mengalirkan darah orang lain . Ada pula kelompok orang yang menganggap
kemuliaan itu pada kemampuan menghabiskan harta benda secara berlebihan dan
merusaknya. Lalu aku merenung tentang Firman Allah :
ان أكـــرمــكــم
عـــنــد الله اتــقــــا كــم
“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang
paling bertaqwa diantara kamu”
( Q.S.Al Hujurat : 13)
Maka aku memilih taqwa untuk
mencapai kemuliaan, karena aku yakin bahwa
Al Qur’an itu haq dan pasti benar. Sedangkan anggapan dan dugaan orang orang
itu pasti salah dan batil.
Faedah ke lima :
Aku melihat banyak orang selalu mencaci satu sama lain
dan juga saling mengumpat dan menghujat, ternyata itu semua lantaran rasa dengki
dan hasut pada harta benda, kedudukan dan pengetahuan. Aku merenungkan firman
Allah Ta’ala :
نـحــن
قــســمــنـا بـيـــنــهــم مــعـيــشــتــهــم فى الـحــيــات الــدنــيــا
“Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam k
ehidupan dunia” (
Q.S.Az Zuhruf : 32 ).
Aku
semakin faham bahwa pembagian itu telah ditentukan oleh Allah sejak zaman
azali, maka aku tak mendengki seseorangpun, dan aku rela dengan bagian yang
telah ditentukan oleh Allah untuk aku.
Faedah ke enam
:
Aku melihat manusia satu sama
lain saling bermusuhan lantaran suatu kepentingan dan sebab sebab tertentu,
lalu aku renungkan firman Allah Ta’ala :
ان الـشــيـطان لـكــم عــدو فــاتـخــذوه عــدوا
“Sungguh syaitan itu musuh bagi kamu, maka jadikan ia sebagai
musuh” ( Q.S.Faathir : 6).
Aku menjadi tahu bahwa tidak
boleh sesungguhnya memusuhi seseorang
pun selain syaitan.
Faedah ke tujuh :
Sungguh aku telah melihat bahwa setiap orang
senantiasa berusaha keras dengan sekuat tenaga, untuk mencapai
kemewahan dan kemegahan dalam kehidupan,
sampai tak mempedulikan jatuh pada syubhat bahkan haram. Sampai
menghinakan diri dan mengurangi harga diri. Aku merenungkan firman Allah :
ومــا مــن دا بــة فى الأرض الا عـلى الله رزقــهـــا
“Dan tiada hewan melata dimuka bumi ini melainkan Allah lah yang memberi rizkinya” ( Q.S.Hud
: 6 ).
Aku menjadi tahu bahwa rizki
untuk uku telah ditanggung oleh Allah. Sehingga aku sibuk menunaikan ibadah,
dan aku memutus segala pengharapan selain hanya berharap anugerah Allah.
Faedah ke delapan :
Aku melihat bahwa setiap orang selalu membanggakan
sesuatu yang diciptakan dan diidamkan, sebagian membanggakan uangnya, sebagian
lagi membanggakan harta dan
kedudukannya, yang lain membanggakan pekerjaan dan prestasi yang dicapainya,
dan sebagainya seuanya hanya membanggakan atas usaha yang telah dicapainya.
Aku merenungkan firman Allah Ta’ala :
ومـن يـتـوكــل
عـلى الله فـهــو حـســبــه ان الله
بـالــغ أمــره قــد جـعــل
الله لــكــل شيء قــــدر ا,
فــتـوكــل
عــلى الله فـهــو حـســبى
ونــعـم الوكــيــل
“Barang siapa yang berserah diri
kepada Allah , maka Allah akan mencukupinya, sungguh Allah akan menyampaian
urusannya . dan Allah telah menentukan segala sesuatu menurut ketentuanNya’. (
Q.S. : Ath Thalaq : 3).
“Bertawakkallah kepada Allah, Dialah Yang telah
mencukupiku dan Dialah sebaik baik Penolong”
Syaqiq Al Balkhiy berkata : Semoga Allah melimpahkan
pertolongan kepadamu, aku telah melihat dalam kitab Taurat, Injil, Zabur
dan Al Qur’an, dan aku temukan
dalam empat kitab itu, bahwa pada substansinya semuanya berisi seputar delapan
faedah itu.
Barang siapa mengamalkannya, berarti secara substantif
ia telah mengamalkan semua isi empat kitab suci itu.
Wahai anakku,
Dari dua hikayah ini tentu
kamu tahu bahwa sesungguhnya kamu tidak
butuh terlalu banyak ilmu. Dan sekarang akan aku jelaskan apa yang wajib bagi
kamu sebagai seorang Salik yang menempuh perjalanan ahirat yang benar
dengan beribadah kepada Allah.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya
bagi Salik seyogyanya meiliki seorang guru yang memberi petunjuk dan
membimbing untuk keluar dari akhlak yang tidak
baik, dengan bimbingannya. Dan mengantikannya dengan akhlak yang baik .
Makna tarbiyah dan pendidikan itu menyerupai pekerjaan seorang petani
yang mencabut rumput ruput berduri, dan menghilangan tumbuh tumbuhan yang lain
yang tumbuh diantara tanaman padi, agar pertubuhan tanaman itu menjadi baik dan
sempurna hasil panenya. Maka menjadi keharusan bagi seorang Salik memiliki seorang guru yang mendidik dan
memberikan petunjuk kepadanya kearah jalan Allah. Karena Alah telah
mengutus seorang utusan untuk hamba
hambanya agar memberi petunjuk kearah jalanNya. Dan ketika utusan Allah itu
telah berangkat meninggalkan umatnya, tentu Allah menjadikan para penggantinya
yang menduduki kedudukannya, sehingga mereka para pengganti itu dapat menerusan
memberi petunjuk kearah jalan Allah Ta’ala.
Adapun syarat guru yang pantas sebagai pengganti
utusan Allah, Sallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang benar benar alim.
Tetapi tidak setiap alim pantas menduduki kedudukan pengganti utusan itu. Aku akan menerangkan kepada kamu sebagian
tanda tanda orang yang alim pengganti rasul
secara global garis besar, sehingga tidak setiap orang dapat mengaku
sebagai seorang mursyid, guru pemberi petunjuk.
Maka aku katakan bahwa Guru mursyid itu orang
yang berpaling dari kecintaan terhadap dunia dan kedudukan.
Dan orang itu harus benar benar mengikuti guru yang
bijaksana. Yang dia juga secara berantai juga punya hubungan dengan Sayyidil
Mursalin, pemimpin para utusan sallallahu ‘alaihi wasallam.
Dia juga harus orang yang riyadlah, melatih
diri secara baik, dengan meminimalisir makan, ucapan, dan tidur, tetapi
memperbanyak shalat dan shadaqah dan puasa. Dalam mengikuti guru yang
bijaksana, ia menjadikan akhlak yang baik sebagai perilakunya, juga dalam
kesabarannya, shalat, syukur, tawakkal, kepasrahan, keyakinan, qana’ah,
menerima kenyataan, ketenangan jiwa, aris bijaksana, tawadlu’, luas
pengetahuannya, kejujuran , konsisten, wibawa dan tenang pribadinya, perlahan
lahan dan sebagainya. Guru yang semacam itu berarti dia pembawa cahaya penerang
dari cahaya Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam yang pantas menjadi
panutan. Tetapi profil guru seperti itu sangatlah langka bahkan lebih sulit
ditemukan dari pada belerang berwarna
merah. Siapapun sangatlah beruntung jika dapat menemukan guru seperti yang aku
tuturkan semacam itu dan diterima sebagai muridnya. Seyogyanya murid memulyakan guru secara lahir
batin.
Adapun memuliakan secara lahir dengan cara tidak
membantah guru dan tidak menyibuk kan dengan berbagai alasan dalam setiap
masalah, meskipun tahu bahwa gurunya
salah. Murid tidak boleh enggelar sajadah didepan guru kecuali waktu melakukan
shalat, jika guru telah selesai shalat murid supaya mengangkat sajadahnya.
Murid tidak boleh meperbanyak shalat sunnat di hadapan gurunya. Hendaknya murid
melakukan apa yang diperintahkan guru sesuai kekuatan dan kemampuannya.
Adapun memuliakan guru secara batin adalah, bahwa
apapun yang didengar dan diterima dari guru secara lahir hendaknya murid tidak
mengingkari dalam batinnya, baik dalam perbuatan maupun ucapan, agar murid
tidak ditengarai dengan tanda tanda munafiq.
Apa bila murid tidak mampu mengerjakan perintah guru
supaya meninggalkan guru sampai bisa cocok antara lahir dan batinnya. Dan
murid hendaknya menjaga diri dari
pergaulan dengan kawan yang jelek budi pakertinya. Agar tidak memberi peluang
setan jin dan manusia didalam hatinya, sehingga hatinya bersih dari kotoran
setan .
Dalam kondisi apapun hendaknya murid engutamakan kawan
yang fakir dari pada awan yang kaya.
Ketahuilah bahwa ilmu tashauf itu ada dua :
1.
Istiqamah
beribadah kepada Allah Ta’ala,
2.
Tabah
menghadapi masyarakat.
Barang siapa yang istiqamah beribadah kepada Allah Azza
wa Jalla, dan baik akhlak budi pakertinya terhadap sesama manusia dan mempergauli dengan
lemah lembut, maka itulah orang shufi.
Yang disebut istiqamah adalah menyediakan diri untuk senantiasa menunaikan perintah
Allah Ta’ala, serta baik budi pakertinya terhadap sesama manusia, tidak
membebani orang lain untuk memenuhi keinginan dirinya, malah sebaliknya berani
menanggung beban orang lain untuk memenuhi keinginan orang lain sejauh tidak
bertentangan dengan hukum syara’.
Kemudian kamu bertanya kepadaku tentang ubudiyah penghambaan
diri kepada Allah Ta’ala.
Ubudiyah itu ada tiga.
1.
Senantiasa
menjaga perintah syara’.
2.
Ridla
terhadap qadla’ dan qadar Allah, serta ridla menerima pembagian Nya.
3.
Meninggalkan
kerelaan dirinya demi mendapat ridla Allah Ta’ala.
Dan kamu tanyakan kepadaku tentang tawakkal,
Tawakkal adalah memperkuat i’tikadmu
kepada Allah dalam hal yang telah dijanjikan oleh Allah. Artinya kamu yakin
bahwa apapun yang telah ditentukan oleh Allah untuk kamu pasti akan sampai,
meskipun semua orang di seluruh alam ini berusaha menghalangi untuk sampai
kepadamu. Tetapi sebaliknya apapun yang tidak ditentukan oleh Allah untuk kamu
pasti tak akan sampai, meskipun semua orang seluruh alam membantu kamu.
Kau tanyakan pula kepadaku tentang ikhlas,
Ikhlas adalah menjadikan seluruh
aktifitas yang kamu lakukan hanya karena Allah Ta’ala, dan hatimu tidak
terpengaruh oleh pujian orang lain, juga tak peduli dengan cacian orang
kepadamu.
Ketahuilah bahwa riya’ itu muncul dari
mengagungkan makhluk ciptaan Allah. Obat untuk menghilangkannya adalah dengan
cara kau pandang semua makhluk itu tunduk dibawah kekuasaan Allah. Kamu anggap semua makhluk itu sebagai benda
mati karena tidak mampu mendatangkan rasa enak dan kesulitan agar kamu selamat
dari riya’ terhadap makhluk itu.
Selama kamu masih menganggap makhluk itu mempunyai
kekuasaan dan keinginan, riya’ itu tetap tak akan jauh dari kamu.
Wahai anakku,
Masalah masalah yang lain dari yang kamu tanyakan ini
sebagian telah tertulis dalam kitab kitab karanganku, pelajarilah dari sana,
dan sebagian yang lain lagi terlarang untuk ditulis.
Amalkanlah apa yang kamu ketahui, supaya segera
terbuka bagi kamu apa yang kamu belum ketahui.
Wahai anakku,
Setelah hari ini jangan lagi kamu bertanya kepadaku
tentang sesuatu yang kamu merasa sulit, kecuali dengan ucapan hati, karena
Allah telah berfirman ;
ولــو انـهـم
صــبروا حتى تـخرج الــيــهـم لــكان خيرا
لهـم
‘Dan kalau sekiranya mereka itu bersabar sehingga kamu keluar
kepada mereka, niscaya itu lebih baik bagi mereka”
(QS. Al Hujurat ; 5).
Terimalah nasehat Nabi
Khidlir Alaihis salam, ketika bersabda kepada Nabi Musa Alaihis salam
:
‘Jangan kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatupun, sampai aku aku sendiri menerangkannya kepadamu”.
(QS.
Al Kahfi ; 70).
Maka jangan tergesa sehingga
datang masanya, kelak kamu akan dibukakan apa yang kau merasa kesulitan dan
kamu akan tahu. Aku akan perlihatkan
kepada mu tanda tanda kebesaranku maka jangan tergesa gesa. Jangan bertanya
padaku sebelum waktunya, dan yakinlah bahwa kamu tak akan sampai wushul kepada Allah melainkan
dengan usaha yakni beribadah kepada Nya. Karena Firan Allah Ta’ala :
"أولـم يــســيــروا فى ا لأرض فـيـنــظروا
"
“Apakan mereka tidak mengadakan perjalanan dimuka bumi ini, lalu
memperhatikan ……” ( QS. Ar Rum : 9 ) .
Wahai anakku,
Jika kau berjalan dengan
pertolongan Allah, kamu akan melihat keajaiban keajaiban disetip tempat. Dan
serahan jiwamu karena dasar pokok dalam perara ini adalah penyerahan jiwa.
Sebagaimana kata Dzun Nun Al Mishri Rahimahullahu kepada seorang
muridnya ;
“Bila kau mampu menyerahkan
jiwamu, kemarilah datang padaku menjadi muridku, jika tidak jangan sampai sibuk
omong kosong soal orang tashauf “.
Wahai anakku,
Aku ingin menasehati kamu
dengan delapan perkara.
Terimalah nasehat ini jika
tidak ingin ilmumu jadi bumerang bagi dirimu kelak dihari kiyama. Amalkanlah empat
dari nasehat ini, tinggalkanlah empat yang lain.
Adapun empat hal yang harus
ditinggalkan adalah :
Yang Pertama :
Janganlah kamu mendebat
seseorang dalam suatu masalah selama kamu mampu, karena dalam perdebatan itu
menimbulkan mala petaka yang banyak, bahkan dosanya lebih besar dari pada
manfa’atnya . Karena perdebatan itu dapat menimbulkan akhlak tercela, seperti
pamer, dengki, sombong, dendam, permusuhan, mebanggakan diri, dan lain
sebagainya. Seandainya terjadi suatu masalah antara kau dan seseorang atau
masyarakat, dan keinginanmu untuk menegakkan
suatu kebenaran dan tidak sia
sia. Untuk itu boleh membahas, tetapi untuk
tujuan itu ada dua tanda tanda.
1. Kamu
tidak boleh membedakan antara terungkapnya
kebenaran itu dari lisanmu atau dari lisan
orang lain.
2. Pembahasan itu dilakukan sebaiknya ditempat
yang
sepi, dari pada ditempat keramaian yang
banyak
orang.
Perhatikan ! disini aku
peringatkan kamu suatu faedah, dan ketahuilah bahwa mempertanyakan suatu
masalah yang sulit itu berarti menanyakan penyakit hati kepada seorang tabib
atau dokter. Tentu jawabnya untuk penyakit itu adalah usaha untuk mengobati
penyakitnya. Ketahuilah bahwa orang orang yang bodoh itu orang yang menderita
penyakit hatinya, orang orang alim para ulama itulah sebagai dokternya. Tetapi
orang alim yang tidak sempurna, tiak akan mampu mengobati penyakit dengan baik. Sedang orang alim yang sempurna
saja belum tentu sanggup mengobati setiap orang sakit.
Orang alim yang sempurna hanya
sanggup mengobati orang sakit yang masih dapat diharapkan menerima perawatan
dan pengobatan untuk kesembuhannya.
Tetapi untuk penyakit yang sudah kronis dan akut, yang tidak mudah menerima
pengobatan, sepandai pandai dokter tentu hanya akan mengatakan :
“ Penyakit ini sudah tidak
menerima perawatan, jadi jangan terlalu sibuk dengan mengobati penyakit ini,
karena hal ini tidak akan banyak gunanya”.
Kemudian ketahuilah, bahwa
penyakit bodoh itu ada empat macam : satu diantaranya masih mungkin menerima
pengobatan. Sedang yang tiga lainnya
tidak mudah menerima penyembuhan.
Adapun penyakit bodoh yang
tidak dapat menerima untuk disembuhkan :
Pertama
:
Orang yang bertanya dan
menentang timbul dari rasa kedengkian dan kebencian. Maka ketika dijawab dengan
baik dan jelas bahkan lebih jelas, maka jawaban itu
hanya akan menambah kebencian, permusuhan dan kedengkian. Maka jalan yang menyelamatkan adalah menhindarinya
dengan tidak perlu memberikan jawaban.
Di sampaikan sebuah syi’ir ;
كل الـعـــدو ة قــد تـر جى
ازالـتـهــا *
الا عـدأوة مـن عـاداك عـن حسـد
Setiap permusuhan itu masih
diharapkan dapat diperdamaikan # Selain perseteruan orang yang memusuhimu
karena kedengkian.
Seyogyanya kamu berpaling
darinya, biarkan ia dengan penyakitnya. Allah Ta’ala berfirman :
فــأعــرض عـمــن تـولى
عـن ذكـــرنـا ولــم يـرد الا
حيــاة الــدنــيــا
“Berpalinglah kamu dari orang orang yang berpaling dari
peringatanKu dan tidak enghendaki kecuali kehidupan dunia”
Lantaran orang yang berpenyakit dengki
itu, segala yang diucapkan maupun yang dilakukan
dapat menyulut dan membakar tanaman
amalnya sendiri. Sebagaiana sabda Nabi sallallahu
‘alaihi wasallam :
الــحـســد يــأكــل الحســنـات كـمــا تــأكــل الــنــار الـحـطــب
“Dengki itu dapat melenyapkan amal amal kebaikan sebagaimana api
membakar kayu bakar”
Kedua :
Orang yang penyakitnya timbul
akibat dari kebodohan, orang yang menderita penyakit seperti ini juga tidak
mudah menerima perawatan untuk
kesembuhannya. Sebagaimana sabda Nabi Isa Alaihis salam :
انى مــا عـجزت عن احيــاء الـمــوتى وقــد عجـزت عن معـالجة
الاحمــق
“Sungguh aku tak kesulitan untuk menghidupkan orang orang yang
sudah meninggal atas izin Allah, Tetapi aku benar benar kesulitan tak mampu
mengobati penyakit kebodohan”
Hal ini terjadi seseorang
yang menuntut ilmu dalam waktu yang singkat, ia hanya belajar ilu pengetahuan
yang bersifat rasional dan hukum formal saja. Karena bebodohannya ia
bertanya dan menentang orang alim yang besar yang sudah cukup lanjut usia, yang
telah lewat pemikiran pemikiran rasional dan pendalaman yuridis formalnya. Padahal si bodoh ini tak
faham tentang kondisi orang alim ini, hingga ia mengira apa yang musykil
baginya juga menjadi kemusykilan orang alim yang besar ini. Maka ketika
ia tak memahami tingkat pemikiran orang alim, menjadi jelas bahwa pertanyaan
yang disampaikannya menunjukkan akan kebodohannya. Sebaiknya tidak perlu
menjawab pertanyaannya.
Ke tiga :
Pertanyaan yang disampaikan
itu memang dalam upaya mencari petunjuk, apa saja masalah yang tidak difahami
dari pendapat para alim, harus diterima sebagai sebuah pengakuan atas dirinya
sebagai orang yang tidak ada kemampuan untuk menjangkau tingkat pemahamanya.
Maka pertanyaan yang
disampaikan sebatas untuk mengambil faedah semata, bahwa dirinya mendapat
kesadaran akan keterbatasannya tidak
mampu menjangkau hakikat pengetahuan. Ini juga sebaiknya tak perlu dijawab.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam
tentang hal ini pernah bersabda ;
نحـن مـعــاشــر الأ نبـيــاء أمـرنـا أن
نـــــكـلــم الــنـــاس عـلى قــدر عـقــولــهــم
“Kami golongan para Nabi, diperintah untuk menyampaikan
kepada segenap manusia sesuai dengan kemampuan akal mereka”.
Adapun penyakit yang masih
mngkin diobati yaitu orang yang mengharap petunjuk, akal yang sehat dan
pemahaman yang kuat. Tidak terdorong oleh sifat dengki, benci, suka menuruti
keinginan, suka kedudukan dan suka harta benda, Selalu mencari jalan kebenaran.
Pertanyaanya juga sanggahannya bukan karena kedengkian dan ingin menguji. Orang
seacam ini penderita penyakit yang mengharap kesembuhan, maka boleh menjawab
pertanyaan yang diajukan bahkan wajib kamu menjawabnya.
Yang ke dua :
Termasuk yang harus kamu
tinggalkan adalah bila kamu menjadi juru nasehat yang menesahati orang lain dan
memberi peringatan orang lain, arena itu membawa malapetaka dan resiko yang
sangat banyak bagi kau sendiri, kecuali jika kamu telah mengamalkan lebih dulu
apa yang kamu sampaikan kepada masyarakat, baru kemudian kamu menasehati orang
lain dimasyarakat. Coba fikirkan apa yang di sampaikan kepada Nabi Isa Alaihis
salam :
يــا ابـن مـريـم عـظ نــفــســك فــان اتــعــظت فــعـظ الـنــاس والا فــاســتـح مـن ربــك
“Hai putra Maryam
nasehati dirimu sendiri, jika dirimu
sendiri telah meneria nasehatmu, barulah kamu
menasehati orang lain. Jika dirimu sendiri tidak menerima nasehatmu, kamu harus malu pada Tuhanmu”
Apabila terpaksa kamu diuji,
dihadapkan dengan pekerjaan ini, kamu harus mampu menjaga dua perkara :
1. Kamu harus menjaga jangan sampai
memaksakan diri dalam berbicara dengan kata kata dan ungkapan, isyarat isyarat
dan bait bait sya’ir, karena Allah tidak suka dan murka kepada orang orang yang memaksakan diri. Orang yang
memaksakan diri itu tentu melampaui batas yang berarti menunjukkan kerusakan
batinnya, dan kealpaan hatinya.
Adapun
makna peringatan adalah memberi peringatan kepada hamba Allah tentang neraka di akhirat dan kelalaian
dirinya dalam menghambakan diri kepada Sang Pencipta. Dan berfikir tentang hal hal yang telah
berlalu yang pernah dilakukan yang ternyata telah menyita waktu dan umur tidak
berguna bagi dirinya.
Seharusnya
juga berfikir kedepan jalan ibadah yang
dihadapi, medan yang sulit dan terjal Diana
tidak ada jaminan keselamatan iman diakhir hayatnya, hendaknya juga berfikir bagaimana kondisi
dirinya ketika malaikat maut menghampirinya, bagaimana pula kelak apakah mampu
menjawab pertanyaan Munkar dan Nakir seharusnya juga memperhatikan keadaannya dihari kiyamat kelak, diamana
tempat peristirahatannya. Apakah juga akan mampu melewati syirat, titian
yang sangat sulit ditempuh, apakah akan selamat, ataukah akan jatuh dilembah
neraka Hawiyah ?.
Banyak
mengingat perkara perkara ini secara
terus menerus didalam hati, sehingga membangkitkan semangat hati untuk
mengingat nyala api neraka yang senantiasa menyala nyala, dan ancaman musibah
dan malapetaka, inilah yang disebut sebagai peringatan.
Menunjukkan
kepada orang lain dan memperlihatan kepada masyarakat tentang
kebenaran. Juga memberi peringatan atas kelalaian mereka, dan menunjukkan juga atas cela dan
segala kekurangan mereka. Agar api semangat yang menyala ini menyentuh hati dan perhatian mereka.
Mengingatkan tentang musibah dan malapetaka, agar dapat membangkitkan mereka
untuk segera menyusuli masa masa yang telah lewat dengan beramal kebajikan
sebatas kemapuan. Penyesalan akan hari
hari yang telah dilalui, yang tidak dipergunakan untuk berbuat taat kepada
Allah, Semua ini dilakukan sesuai dengan
cara yang ditentukan dalam agama disebut sebagai peringatan.
Untuk
memberikan contoh sederhana, bahwa tidak perlu memaksakan diri, dengan
menggunakan kalimat kalimat yang gharib, asing yang tidak mudah difaham
dalam memberi nasehat kepada masyarakat,
misalnya, kau melihat banjir yang akan melanda seseorang bahkan mungkin
merobohkan rumah orang itu,
padahal orang itu bersama seluruh keluarganya ada didalam rumahnya, sama sekali
tidak tahu bahwa mereka terancam bahaya. Lalu kamu katakan kepada mereka :
Awas, banjir ! banjir ! berlarilah ada banjir ! Dalam kondisi seperti ini,
untuk memberi kabar dan peringatan kepada pemilik rumah itu, apakah kamu masih
ingin memaksakan diri mencari cari kalimat yang enak, kata ata yang
populair ! Pasti tidak, sama sekali
tida ingin. Demikian pula dalam memberi peringatan dan nasehat, hendaknya
menjauhi peaksaan diri dengan mencari cari kalimat kalimat dan isyarat isyarat yang
sulit difahami.
2. Hendaknya tujuanmu memberi
mauidlah dan
nasehat bukan untuk agar masyarakat
beramai
ramai
kumpul di ajlismu untuk mendengarkan dan kemudian menerima mendapat petunjuk,
sampai mereka merobek robek pakaianya, agar disebut bahwa majlis adalah majlis yang paling utama dan hebat.
Oleh
karena itu semua cenderung hanya untuk kepentingan kepentingan dunia semata.
Sedang cinta dunia ini akibat dari lupa akhirat. Maka sebaiknya tujuanmu
memberi nasehat agar orang itu menjadikan
apa yang bersifat keduniaan menuju kepentingan akhirat, mengajak mereka
meninggalkan maksiyat menuju taat, dari cinta dunia kepada cinta akhirat, dari
sifat bakhil , pelit menjadi pemurah dan derawan. Menyeru mereka dari keraguan
menuju keyakinan, mengingatkan mereka yang lupa agar menjadi ingat , dari
terpedaya menjadi taqwa takut kepada Allah . Mengingatkan mereka agar cinta
akhirat dan membenci dunia. Hendaknya kamu ajarkan pula pengetahuan teng ibadah
dan dan zuhud , jangan sampai
mereka kamu perdaya dengan sifat Pemurah , Pengasih dan rahmat Allah .
Karena
pada umunya karakter masyarakat itu nyimpang dari aturan syar’iy. dan
berjalan pada jalan yang tidak diridlai Allah serta terpengaruh akhlak yang
jelek. Oleh karenanya tanamkan rasa takut dihati mereka serta sampaikan ancaman
berat bagi mereka supaya mereka berubah
sifat sifat batinnya, dan pergaulan lahir
mereka juga berganti hingga mereka menampakkan rasa cinta pada ketaatan
dan kembali pada jalan kebenaran meninggalkan kedurhakaan.
Inilah
jalan cara memberi bimbingan dan nasehat. Setiap nasehat tanpa cara ini, justru
akan menimbulkan kerusakan bagi orang yang memberi nasehat dan bagi yang
mendengarkan.
Bahkan
dikatakan bahwa orang yang memberi mauidlah tetapi dia sendiri selalu
menyimpang dari jalan kebenaran dia adalah gandaruwa dan syetan, yang
membawa masyarakat menyimpang dari jalan yang benar dan juga membawa kerusakan.
Maka wajib bagi masyarakat untuk meninggalkan orang yang memberi nasehat tetapi tidak benar seperti ini.
Karena setanpun tak akan mampu merusak agama yang telah dirusak oleh orang yang
mengucapkan nasehat ini. Dan barang
siapa yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan wajib untuk menurunkan orang
seperti ini dari mimbar mimbar nasehat, dan juga melarang apa yang di bicarakan
. Karena tindakan ini termasuk amar ma’ruf dan nahi mungkar.
3. Termasuk hal yang harus ditinggalkan adalah jangan sampai mencampuri para penguasa dan
pemimpin pemerintah, dan juga tak perlu mengetahui mereka, karena tahu mereka,
bergaul dengan mereka, adalah merupakan malapetaka yang besar. Andaikata kau
diuji harus ketemu mereka janganlah kamu memuji mereka, karena Allah sangat
murka ketika ada orang fasik dan orang dlalim
dipuji puji. Barang siapa yang mendo’akan kepada penguasa untuk lama dan
panjang umurnya berarti ia suka jika bumi Allah selalu gunakan untuk makshiyat
kepadaNya.
4. Termasuk hal yang harus ditinggalkan adalah, jangan sampai menerima pemberian penguasa dan
pemberian hadiahnya, meskipun kamu tahu bahwa pemberian itu dari harta yang
halal. Tama’ artinya berharap pemberian
penguasa itu merusak agama. Oleh karena pengharapan seperti ini akan dapat memperedaya orang untuk menampakkan hal yang bertentangan
dengan apa yang tersimpan dalam hatinya,
juga menjaga agar tak jauh dengan penguasa, yang berarti juga menyetujui
kedhalimannya. Ini semua jelas merusak agama.
Jika
kamu menerima hadiyah pemberiannya dan mengambil manfaat di dunia, bahaya
terkecil adalah kamu akan menyukainya. Padahal orang yang menyukai seseorang, secara pasti ia meingin kan panjang usia
orang yang disukainya dan kekal. Menyukai orang dlalim itu kekal berarti ia
menginginkan kedhaliman terhadap hamba hamba Allah Ta’ala dan kerusakan alam
ini. Oleh karenanya mana ada hal yang lebih berbahaya bagi agama dan
urusan akhirat dibanding thama’ semacam
ini ?
Maka
waspadalah terhadap tipu daya syetan yang selalu menyesatkan. Atau bujukan sebagian orang yang mengatakan kepadamu bahwa yang lebih
afdlal dan utama itu apabila kau dapat mengambil manfa’at uang dari penguasa
untuk kamu bagikan kepada orang orang fakir miskin. Penggunaan harta oleh
penguasa itu hanya untuk kefasikan dan kemakshiyatan. Sementara jika kau
tasharufkan untu orang orang lemah itu lebih baik daripada pentasyarufan
mereka.
Sungguh
syetan yang dilaknat itu telah berhasil seolah olah memotong leher banyak
orang dengan godaan seacam ini. Masalah
ini telah aku beberkan secara panjang lebar didalam kitabku Ihya’ Ulumiddin,
pelajarilah dalam kitab itu.
Adapun
empat perkara yang seyogyanya kamu laksanakan adalah ;
1.
Hendaknya engkau menunaikan ibadah kepada
Allah dengan perumpamaan seandainya
kamu sebagai seorang
majikan memiliki
seorang hamba yang melakukan
suatu pekerjaan
kamu suka dan rela terhadap
pekerjaan
yang dilakukan hamba itu untuk
kamu, hatimu
merasa lapang dan tidak marah
marah, Sehingga
apa yang kamu tidak suka dari
pekerjaan hamba
itu, tentu pada hakekatnya Allah
juga tidak rela
terhadap apa yang kau lakukan .
2. Manakala kamu melakukan sesuatu terhadap
orang lain, lakukanlah yang
orang lain rela
terhadap yang kamu lakukan
sebagai mana kamu
sendiri rela. Karena iman
seseorang itu tak akan
sempurna sehingga ia suka
terhadap orang lain
sebagai mana ia suka terhadap
diri sendiri.
3.
Ketika kamu mempelajari atau menelaah suatu
ilmu pengetahuan hendaknya ilmu
itu dapat
memperbaiki hatimu dan
membersihkan jiwamu.
Seperti sendiny kamu tahu bahwa umurmu tinggal satu minggu, maka sudah
barang tentu kamu tak akan sibuk lagi dengan ilmu fiqih, akhlaq, ushul, ilmu
kalam dan lain sebagainya, karena kamu tahu bahwa ilmu ilmu itu tak lagi kamu
butuhkan. Tetapi yang kamu butuhkan adalah bagaimana mendekatkan diri kepada
Allah, dan mengetahui sifat sifat pribadimu dan juga bagaimana dapat berpaling
dari rintangan rintangan dunia. Serta membersihkan jiwamu dari akhlak yang
tercela. Dan kamu akan sibuk dengan mahabbah kepada Allah dan menghambakan diri
kedaNya. Hendaknya kamu juga memiliki sifat sifat yang terpuji. Karena tiada
hari, siang maupun malam berlalu,
melewati seorang hamba kecuali mungkin
ia mati diantara saat saat itu.
Wahai anakku,
Perhatikan pesan pesanku yang
lain, dan fikirkan itu agar kau mendapat keselamatan. Seandainya kamu di beri
berita bahwa satu minggu yang akan
datang seorang penguasa akan datang berkunjung kepadamu. Aku tahu secara pasti
bahwa pada saat itu sebelum kedatangan pengusa itu kamu akan sangat sibuk
dengan memperbaiki segala sesuatu yang menurut pengetahuanmu bahwa penguasa itu
akan melihat apa saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar