ALAMAT

DUSUN MANGARAN DESA SUKAMAKMUR KECAMATAN AJUNG KABUPATEN JEMBER JAWA TIMUR

Jumat, 22 Februari 2013

NASEHAT IMAM GHOZALY




بسم الله الرحمـن الرحيـم
  الحمد لله رب الـعـالـمـيـن  والصلا ة والسلام على نبـيـه  محـمـد  و آله  وصحبه  أجـمـعـيـن أما بعد




      Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, akibat yang yang baik hanyalah bagi orang orang yang bertaqwa, Shalawat   salam dan kesejahteraan semoga senantiasa terlimpah buat junjungan Nabi Muhammad dan segenap keluarga dan sahabat  keseluruhannya.

Ketahuilah , bahwa pada zaman dahulu pernah seseorang penuntut ilmu selalu tekun dan rajin melayani seorang Maha Guru,  Syaikh Imam   Zainuddin Hujjatul Islam Abu Hamid bin Muhammad Al Ghazali semoga Allah mensucikan jiwanya, ia sangat rajin mempelajari ilmu dihadapan Al Imam Al Ghazali, sehingga ia pelajari pengetahuan yang sulit dan rumit bahkan ia telah mencapai kesempurnaan jiwa. Pada suatu hari ia berfikir tentang dirinya, dan terlintas dalam hatinya, lalu berkata  : Aku telah pelajari berbagai macam ilmu pengetahuan, dan telah aku habiskan masa mudaku untuk mempelajari ilmu, Sudah saatnya aku harus mengerti ilmu   mana   yang akan memberi manfa’at bagi diriku kelak diakhirat dan membawa keselamatanku kelak dialam kubur. Dan mana pula yang tidak bermanfa’at bagiku, sehinggga dapat aku tinggalkan, sebagaimana do’a Nabi :
اللـهـم  أعـوذبـك مـن عـلـم  لا يـنـفــع
“Ya Allah aku berlindung kepada Mu  dari ilmu yang tidak bermanfa’at”
Pikiran ini terus menerus menyelimuti dalam dirinya, sehingga ia memberanikan diri menulis surat  kepada Hujjatul Islam Muhammad Al Ghazali semoga Allah melimpahkan rahmat kepadanya, untuk memohon fatwanya, Dan ia bertanya beberapa masalah, dengan mengharap nashihat dan do’nya.
      Didalam suratnya ia katakan :
‘Meskipun didalam beberapa kitab karangan Al Ghazali seperti Ihya’ dan juga yang lainnya telah mencakup jawaban dari pertanyaanku ini, tetapi yang aku inginkan agar Al Ghazali berkenan menulis   didalam beberapa lembar kertas saja untuk memenuhi hajat permohonanku, yang dapat selalu menyertaiku kemanapun selama hidupku. Dan aku dapat mengamalkannya sepanjang usiaku jika Allah menghendaki . Maka kemudian Al Ghazali menulis surat ini untuk menjawab dan memenuhi keinginannya. Wallahu a’lam.
Ketahuilah wahai anak ku yang tersayang dan mulia, semoga Allah memberikan anugerah panjang usia untuk selalu tha’at kepadaNya, serta senantiasa memberikan anugerah kepadamu untuk menempuh jalan mencintaiNya.
Sesungguhnya nasehat yang tersebar, yang ditulis dari sumber surat ini, apabila nasehat itu telah sampai kepadamu, apa lagi nasihat ku yang kau butuhkan, dan apabila belum sampai kepadamu, maka katakan kepadaku ; “apa yang telah aku dapatkan selama bertahun tahun yang telah  lalu ?”
Wahai anak ku, diantara nasehat Rasulullah sallallhu ‘alaaihi wa sallam kepada ummatnya, adalah Sabda Rasulullah sallallhu ‘alaaihi wa sallam :
Tanda tanda bahwa Allah telah berpaling dari seorang hamba, adalah mana kala seseorang itu selalu sibuk dengan  suatu urusan  yang tidak berfaedah baginya, Dan sesungguhnya bila seseorang telah habis masa hidupnya untuk perbuatan  yang bukan  penghambaan kepada Allah, niscaya akan nyata penyesalannya. Barang siapa yang telah lewat empat puluh tahun usianya, sementara kebaikannya tidak  melebihi kejelekkannya, maka bersiap siaplah ia menuju ke neraka” 
Nasehat ini telah cukup bagi seseorang yang berilmu.
Wahai anak ku, 
Kalau hanya nasehat, itu sangat mudah, tetapi yang sangat sulit adalah menerimanya. Karena nasehat itu bagi perasaan pengikut hawa nafsu berasa sangat pahit. Karena segala yang dilarang itu sangat disukai dihati mereka. Terutama bagi penuntut ilmu yang hanya untuk pengetahuan semata, bukan untuk diterapkan dalam kehidupan,   mereka senantiasa sibuk untuk mencapai kepentingan pribadinya dan kemewahan dunia. Ia menyangka bahwa hanya dengan ilmu saja sudah cukup untuk mencapai keselamatan, tidak perlu harus   mengamalkannya. Ini adalah pendapat para ahli filsafat.
Subhanallahil ‘adhim , Maha Susi Allah Yang maha Agung.
Orang ini telah terpedaya, ia tidak tahu bahwa setelah berhasil mempelajari ilmu apa bila tidak mengamalkannya, justru ilmunya akan berbahaya bagi dirinya, sebagaimana sabda Rasulullahi Sallallahu ‘alaihi wa sallam :
أشـد الـنـاس عـذابـا يـوم الـقـيـا مـة  عـالـم لـم يــفـعـه الله بـعـلـمــه
“Siksa yang terberat kelak di hari kiyamat adalah orang alim yang Allah tidak memberikan manfaat pada ilmunya”
Dikisahkan Syaikh Junaid qaddasallahu sirrahu dimimpikan dalam suatu tidur setelah hari wafatnya, lalu Syaikh Junaid ditanya : Apa kabar wahai Abal Qasim ?
Beliau jawab :
‘Lenyap seluruh ibarat, dan sirna seluruh isyarat, tiada yang memberi anfa’at, bagi diriku kecuali raka’at raa’at pendek yang aku lakukan ditengah kegelapan malam”.
Wahai anak ku, 
Janganlah kau menjadi orang yang bangkrut merugi tiada beramal, dan janganlah jiwamu kosong. Yakinlah bahwa hanya dengan ilmu saja,  bukan berarti sukses  telah dicapai   tangan.
Sebagai perumpamaan, andai seorang laki laki berada di tengah hutan belantara, ditangannya sepuluh pedang India yang sangat tajam, bahkan masih membawa beberapa senjata yang lain. Dan  ia juga seseorang yang pemberani dan jagoan perang. Sementara Seekor hari mau yang besar, buas dan sangat menakutkan siap menerkamnya. Dalam keadaan seperti ini, apa dugaanmu ?. Apakah senjata senjata itu  dengan sendirinya akan mampu menolak dari ancaman binatang buas itu ?  Tentu dimaklumi bahwa senjata itu tak akan mampu menolak bahaya   tanpa di gerakkan oleh orang itu. Demikian pula andaikan seseorang menguasai seratus ribu macam ilmu pengetahuan, bahkan juga mengajarkannya, tetapi ia tak mengamalkannya, tentu tak akan ada artinya kecuali jika ia mengamalkannya.
Sebagai contoh lagi, Apa bila seseorang sakit demam dan sakit kuning yang harus diobati dengan ramuan jamu pahit. Tentu dia tak akan sembuh tanpa mau   minum dan menggunakan ramuan itu. Sebaimana senandung seorang penyair :
لـو كـلـت ألـفى رطـل خـمـر لـم تـكـن  *   لـتـصـيـر نـشـوانـا اذا لـم تـشـرب
Andaikan kau takar 2000 kati khamr   #
                              Tak akan   kamu mabuk bila tak kau minum.
Bahkan andaikan kamu pelajari ilmu seratus tahun dan kamu kumpulkan seribu kitab,  itu belum berarti kamu siap mendapat rahmat Allah kecuali kamu telah mengamalkannya.
Allah berfirman :
وأن لـيـس لـلا نـسـان   الا مـا سـعى *
“Sesungguhnya manusia tak akan mendapatkan balasan kecuali dari apa yang telah ia usahakan”.
 فـمـن كان يـرجـو لـقـا ء ربـه فـلـيـعـمل عـمـلا صالـحـا
“Barang siapa yang mengharapkan bertemu dengan Tuhannya dengan mendapat ridlaNya, hendaknya ia mengerjakan amal sholih”.
 جـزاء بـمـا كانـوا يـكـسـبـون*
 ……. Sebagai balasan bagi apa yang telah merea lakukan”.
ان الـذيـن أمـنـوا وعـمـلـوا الـصـالـحـات كا نـت لـهـم جـنـات الـفـردوس  نـزلا خـالـديـن فـيـهـا لا يـبـغـون عــنهـاحـولا.
‘Sesungguhya orang orang yang beriman dan beramal shalih, maka baginya surga firdaus tempat tinggalnya. Dan akan kekal didalamnya, mereka tak ingin berpindah dari padanya”. (QS.Al Kahfi :107- 108) 
فـخـلـف مـن بـعـدهـم خـلـف أضـعـوا الـصـلـوة واتـبـعـو ا الـشـهـوات فـسـوف يلـقـون غـيـا الا مـن تـاب وأمن   عـمـل صالـحـا فـأولـئـك  يـدخـلـو ن الـجـنـة ولا يـظلـمون شـيـأ  
“Dan   datanglah   setelah mereka golongan pengganti yang jelek, mereka  itu menyia nyiakan shalat, dan menurutkan hawa nafsunya, kelak mereka akan menemui kesesatan kejurang neraka, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal shalih, mereka itu akan masuk surga , dan sedikitpun mereka tidak di aniaya”. (Q S. Maryam  : 59- 60). 
Dan apa pula pendapatmu tentang hadits ini,
بنى الأسـلام عـلى خـمس شـهـادة  أن لا ا لـه الا الله وأن محـمدا رسـول الله و اقـام الـصـلا وايــتـاء الـزكاة  وصـوم
رمـضـان  و حج البـيت  لـمـن استطـع اليـه سـبـيـلا ؟
“Islam itu ditegakkan atas lima perkara :
Bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, membayar zakat, puasa Ramadlan dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah bagi yang mampu menempuh perjlanannya”.
والأيـمـان قول بـاللـسـن  وتـصـديـق بـالـجــان وعـمـل بـالأركان
“Iman adalah mengucapan dengan lisan, membenarkan didalam hati dan melakukan perbuatan dengan anggota badan”
Dalil yang menunjukkan keharusan beramal sangatlah banyak untuk dihitung. Kendatipun seseorang hamba akan masuk surga hanya dengan anugerah Allah, tetapi tentu setelah hamba itu menyiapkan diri untuk melakukan ketaatan dan penghambaan diri kepada Allah. Karena rahmat Allah itu sangat dekat dengan orang orang yang berbuat baik. 
Seandainya dipertanyakan lagi :
Seseorang itu apakah tidak cukup sampai ke surga dengan iman ? 
Maka aku jawab :
Betul, tetapi kapan ia akan sampai ? Dan bagaimana terjal dan sulit medan yang harus ditempuh untuk sampai kesana ? Kesulitan pertama adalah kesulitan membuktikan iman, Dan apakah ia terjamin akan keselamatan imannya ? Andaikan ia sampai apakah ia tak kan merugi dan bangkrut ?
Syaikh Hasan Al Bashri mengatakan :
Allah Ta’ala kelak dihari kiyamat  akan berfirman kepada para hambanya :
“Masuklah kamu hai   hamba hambaKu kedalam surga dengan rahmatKu, dan berbahagialah kamu dengan amal amal perbuatanmu”.
Wahai anakku ,
Barang siapa yang tidak beramal tentu ia tak akan mendapatkan pahala.
Dikisahkan, bahwa seseorang dari kaum Bani Israil telah menunaikan ibadah kepada Allah selama tujuh puluh tahun. Lalu Allah ingin menunjukan ketaatan hambaNya kepada Malaikat, maka Allah mengutus Malaikat kepada hamba itu untuk menunjukkan kepada hamba itu  tentang ibadahnya, bahwa dengan ibadah yang telah dilakukan selama itu belum pantas untuk masuk ke surga .   Setelah Malaikat menyampaikan hal itu kepada hamba itu, ia pun berkata kepada Malaikat, bahwa :
Kami diciptakan hanyalah untuk beribadah, maka sudah sepantasnya kami selalu beribadah menghambakan diri kepadaNya.
Ketika  Malaikat itu kembali kepada Allah, ia melaporkan : Wahai Tuhanku, Engkau lebih tahu apa kata hambaMu.
Allah kemudian berfirman :
“Bila hamba Ku tak pernah berpaling meninggalkan ibadah kepada Ku, Tentu Aku dengan KemurahanKu juga tak akan berpaling darinya. Akan Aku anugerahi dia dengan rahmatKu. Wahai MalaikatKu saksikanlah bahwa Aku telah mengampuni dosa dosanya”.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
حـاسـبـواأنـفـسـكـم  قـبـل ان تـحـاسـبـوا , وزنـوا أعـمـالـكـم قـبـل أن تـوزنـوا *
“Perhitunganlah dirimu sendiri sebelum diperhitungkan, dan timbanglah amalmu sebelum dipertimbangkan”
Ali Radhiyallahu ‘anhu juga berkata :
مـن ظن أنـه بـدون الـجـهـد يـصـيـل فـهـو مـتـمن
و مـن ظن أنـه ببـذل الـجـهـديـصـل فـهـو مـسـتـغـن
“Barang siapa yang beranggapan bahwa dengan tanpa usaha sungguh sungguh ia akan sampai ke surga, maka ia adalah orang yang melamun, Dan barang siapa yang beranggapan bahwa dengan mencurahkan segenap usahanya ia akan sampai maka ia orang yang tidak butuh rahmat Allah (sementara surga dapat di capai hanya karena rahmat Allah)”
 Syaikh Hasan Al Bashri Radliyallahu ‘anhu mengatakan :   
طـلـب الـجــنـة بـلا عـمـل ذنـب مـن الـذنـوب
Mencari surga dengan tanpa berbuat amal kebajikan adalah   dosa dari berbagai macam dosa”.
Dan katanya lagi :
عـلامـة الـحـقـيـقـة تـرك الـمـلاحـظة الـعـمـل لا تـرك الـعـمـل
“Tanda tanda hakikat ikhlas adalah tidak  mengawasi perbuatan bukan meninggalkan perbuatan itu”
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الـكـيـس مـن دان نـفـسـه  وعـمـل لـمـا بـعـد الـمـوت ,   والأخمـق مـن اتـبـع هـواه وتـمـنى عـلى الله تـعـالى الأمـاني

“Orang yang cerdik adalah orang yang dapat menundukkan hawa nafsunya dan beramal untuk hari setelah mati, Sedang orang yang bodoh adalah orang yang ngikuti hawa nafsunya dan mengharap rahmat Allah”
Wahai anakku ,
Berapa banyak malam kau gunakan untuk mengulang ulang belajar pengetahuan, dan mempelajari kitab kitab bahkan sampai kamu larang dirimu untuk tidur malam.
Aku tak tahu apa yang mendorong kamu seperti itu ? Apabila hanya untuk mencapai keduniaan dan menarik harta bendanya, dan untuk mengahsilkan kedudukan dunia dan untuk berbangga bangga pada sesamanya, maka celakalah kamu, betul betul celaka . Tetapi apabila Tujuanmu untuk menghidupkan syari’at Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam dan membersihkan akhlaq serta memecahkan hawa nafsu yang selalu mengajak pada kejelekan, maka berbahagialah   kamu, benar benar barbahagia,  
Alangkah indahnya seorang penyair bersya’ir
سـهـر الـعـيـون  لغـيـر وجـهـك  ضـائـع *
 وبكاؤهـن لـغـيـرفـقـدك بـاطـل
Mata berjaga kalau bukan untuk ridlaMu hanya sia sia      *
    Tangisnyapun salah kalau bukan karena kehilanganMu .       

Wahai anakku ,
“Hiduplah kau sesukamu , tetapi ingatlah kau pasti akan mati, cintailah apa saja yang kamu suka, tetapi ingatlah kau pasti akan berpisah. Dan lakukanlah apa saja yang kamu mau, tetapi ingatlah kau pasti akan dibalasnya”
Wahai anakku ,
Apapun yang telah kau capai dari ilmu kalam, ilmu khilaf, ilmu pengobatan, ilmu pembukuan, ilmu syi’ir, ilmu perbintangan, ilmu ‘arudh, ilmu nahwu, ilmu tashrif, kecuali menyianyiakan umur  oleh karena bertentangan dengan Yang Maha Memiliki keAgungan, aku melihat didalam kitab Injil nya Nabi Isa ‘alaihis salam Allah Firmankan bahwa :
“Sejak mayit diletakkan diatas keranda sampai ia diletakkan ditepi liang kubur, Allah dengan keBesaranNya  akan bertanya kepadanya dengan 40 pertanyaan.
Yang pertama :
Wahai hambaku, bertahun tahun kau merasa bersih diri dalam pandangan manusia , tetapi kau takkan bersih dalam pandanganku sekejap saja.
Setiap hari Allah memandang hatimu dan berkata : Kenapa  kau perbuat amal  untuk selain Aku ? padahal hidupmu penuh dengan anugerah Ku ! apakah kamu dungu tidak mendengar !
Wahai anakku ,
Ilmu tanpa amal itu gila, tetapi amal tanpa ilmu juga tidak ada artinya. Ketahuilah ilmu yang pada hari ini tak dapat menjauhan kamu  dari maksiyat, dan tidak mendorong kamu untuk  berbuat tha’at, kelak ilmu itu tak akan dapat menjauhkan kamu dari api neraka Jahannam. Apa bila sekarang kau tidak mengamalkan ilmu itu, dan kamu tidak akan dapat menyusuli untuk hari harimu yang telah lewat, kelak dihari qiyamat kau akan katakan “Kembalikan aku kedunia  barang sebentar saja, pasti aku akan beramal shalih” Dan Allah akan menjawabnya : 
Hai si bodoh, kau itu baru saja datang dari sana !
Wahai anakku ,
Jadi kan keinginan kuatmu pada jiwamu, dan luka dinafsumu, dan mati ditubuhmu, karena akhirnya kubur adalah tempatmu. Dan para penghuni kubur senantiasa menunggumu, kapan kamu sampai menyusul mereka ? Takutlah, takutlah kamu jika menyusul mereka tanpa bekal.
Abu Bakar As Shiddiq Radliyallahu ‘anhu  berkata :
Tubuh manusia ini ibaratnya bagaikan sangkar burung atau kandang bagi hewan melata, maka berfikirlah tentang dirimu, termasuk dari jenis mana antara keduanya ? Bila kamu termasuk jenis burung yang terbang tinggi, maka ketika datang suara menyeru : “Kembalilah kamu pada Tuhanmu” maka kau akan terbang tinggi membumbung sampai hinggap di tempat yang tinggi di istana surga.
Sebagaimana Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
اهتـز عـرش الـرحـمــن مـن مـوت سـعـد بـن مـعـاذ
“Arsy Allah Yang Maha Pemurah berguncang ketika Sa’ad bin Mu’adz meninggal dunia”
Kita mohon Perlindungan Allah jika kamu termasuk hewan melata. Sebagaimana firman Allah :
أولـئـك كالأنـعـام بـل هـم أضـل
“Manusia semacam itu bagaikan hewan melata, bahkan lebih sesat lagi” ( QS. Al an’am : 179 ).
Maka berarti tak pernah ada tempat  aman, perpindahanmu dari halaman rumahmu ke jurang neraka .
Diceritakan bahwa Hasan Al Bashri Semoga Allah melimpahkan rahmat kepadanya, dikasih minuman air dingin , Lalu diterimanya gelas tepat minuman itu, kemudian beliau pingsan dan gelas itupun lepas dari tangannya. Ketika beliau sadar ditanya, kenapa kamu hai Aba Sa’id (Hasan Al Bashri) ? Beliaupun menjawab :
Aku teringat  harapan  penghuni neraka, ketika mereka meminta kepada penduduk surga, dengan ucapannya :
" أن أفـيـضوا عـلـيــنـا مـن الـمـاء أو مـمـا رزقـكـم الله "
“Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau apa saja makanan yang telah berikan Allah   kepada kamu  ”. ( QS. Al a’raf : 50 )
Wahai anakku,
Andaikan ilmu semata cukup  bagi kamu tanpa harus mengamalkannya tentu seruan ini  ,
هـل مـن سـائـل؟  هـل مـن مـسـتـغـر ؟ هـل مـن تـائـب؟
Adakah orang yang memohon ? Adakah orang yang mohon ampunan ? Adakah orang yang bertaubat ?
Semuanya sia sia tanpa guna.
Diriwayatan bahwa banyak para shahabat yang menuturkan tentang pribadi Abdullah bin Umar RA. kepada Rasulullah Sallallahu’alaihi wasallam. Beliupun menjawab  : “Benar, dia orang yang hebat jika ia melakukan shalat malam ”.
Rasulullah Sallallahu’alaihi wasallam bersabda kepada seorang sahabatnya :
يـا فـلان لا تـكــثـر الـنـوم بـالـلـيــل , فـان كــثــرة الــنــوم  بـالـلـيــل يـدع   صــاحبـه فـقــيــرا  يــوم الـقــيــامـة
“Hai fulan ! jangan kau banyak tidur diwaktu malam, karena banyak tidur diwaktu malam itu akan menjadikan orang itu faqir dihari kiyamat nanti”
Wahai anakku,
Firman Allah :
ومـن الـلـيـل فـتـهـجـد بــه  نــافــلـة لـك
“Dari sebagian waktu malam shalatlah tahajjud, itu sebagai keutamaan bagimu”
Ini adalah perintah Allah .
وبـالأســحـارهـم يـســتـغـفــرون
“Dan pada waktu sahur (menjelang shubuh) mereka itu beristighfar”.
 Ini adalah perintah bersyukur kepada Allah .
والـمـسـتـغــفـريـن بـالأسـحـار
“….Dan orang orang yang beristighfar di waktu sahur”
Ini sebagai dzikir.
Sabda Rasulullah Sallallahu’alaihi wasallam:
ثـلاثــة أصـوات يحبـهـاالله تـعــالى  صوت الــديـك و صوت الـذي
 يـقـرأ الـقـرأ ن و صوت الـمـسـتـغــفـريـن بـالأسـحـار
‘Tiga suara sangat disukai Allah, suara kokok ayam jantan, suara orang yang mebaca Al Qur’an dan suara orang orang yang beristighfar diwaktu sahur”
Sufyan Ats Tsauri Rahimahullah berkata :
‘ Sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan angin yang bertiup diwaktu sahur yang membawa dzikir dan istighfar untuk disampaikan kepada Allah Sang Penguasa Yang Maha Perkasa”.
Dan ia berkata lagi :
‘Ketika datang permulaan malam, maka datang seruan dari bawah arasy, yang menyeru : Hendalah bangun orang orang yang beribadah, merekapun bangun dan bergegas menunaikan shalat sesuai kehendak Allah”
Kemudian ketika datang tengah malam, datang pula seruan tengah malam hendaklah bangkit orang arang yang tekun beribadah, mereka menunaikan shalat di waktu sahur. Ketika datang waktu sahur penyeru itu menyampaikan seruannya ; Hendaklah bangun orang orang yang beristighfar, merekapun bangkit dan beristighfar.  Dan ketika terbit fajar ada pula seruan yang mengajak : Hendaklah bangun orang orang yang lupa, merekapun bangun dari tempatnya mereka tidur seperti orang orang mati yang bangkit dari kuburnya.
Wahai anakku,
Diceritakan dalam washiyat Lukman Al Hakim kepada anaknya, ia berkata kepada anaknya ;
Wahai anakku,
Jangan sampai kamu kalah pintar dengan ayam jantan, ia telah bangun dan berkokok diwaktu sahur, sedang kamu masih tidur. Alangkah indahnya seorang penyair bersenandung  :
 لـقد هتـفـت فى جنح الليـل حمامـة  *   عــلــى فـــنـن وهــنـاوانى لــنـائـم
 كـذبت وبـيـت الله لـوكـنت عاشقـا *  لمـا سـبـقـتـنى بـالـبـكاء حـمـائـم
وأزعــم  أنى هـائـم  ذو صـــبـابــة       * لـربى فــلا أبـكى وتــبكى الـبهـائـم
Ditengah gulita malam, burung dara  bersenandung haru  . 
Merasa hina diatas dahan,  sementara pulas tertidur daku  .
Demi Baitillah aku telah berdusta, jika aku merasa rindu,
Kalau ternyata burung dara  menangis mendahului aku.
Kukira orang  yang sangat  lemah ternyata aku,   
Mengaku merasa  sangat menyinta pada Tuhanku,
Tetapi keras tak dapat menangis  mataku  ,
Sementara hewan melata, senantiasa  meratap  sendu
Wahai anakku,
Kesimpulan dan inti ilmu adalah bila kamu tahu ta’at
dan ibadah, itu yang terpenting, bagaimana ta’at dan  ibadah itu. Ketahuilah, bahwa ta’at dan ibadah adalah mengikuti pembuat peraturan, dalam segala perintah perintahnya maupun segala larangannya. Baik dengan ucapan maupun perbuatan, artinya apapun yang kamu ucapkan atau yang kamu lakukan, bahkan juga yang kamu tinggalkan semuanya karena mengikuti peraturan. Misalnya kamu puasa di hari raya atau hari tasyriq, maka berarti itu durhaka. Juga misalnya kamu shalat dengan pakaian yang dighasab, meskipun nampaknya ibadah tetapi itu justru kamu berdosa.
Wahai anakku,
Seyogyanya bila   ucapanmu, perbuatanmu senantiasa sesuai dengan peraturan syara’, Karena ilmu dan amal tanpa mengikuti syara’ adalah sesat. Maka hati hatilah seyogyanya kamu jangan sampai terpedaya oleh pengaruh kerusakan . Karena menempuh jalan ini harus dengan kesungguhan beribadah  dan memutus keinginan nafsu, dan memerangi hawa nafsu, dengan senjata riyadhah melatih diri,  tidak dengan kesesatan dan kebatilan yang menimbulkan kerusakan di masyarakat.
Ketahuilah lisan yang dibiarkan, dan hati yang dipenuhi kelalaian dan keinginan nafsu adalah tanda tanda celaka. Manakala tidak segera di perangi dengan kesungguhan beribadah, niscaya tak akan hidup hatimu dengan cahaya ma’rifat kepada Allah.
Ketahuilah, bahwa sebagian masalah  yang kamu tanyakan kepadaku itu tak akan dapat dijawab tepat hanya dengan tulisan dan ucapan. Bila kamu telah sampai pada kondisi dan tingkatannya kamu akan tahu. Jika belum sampai, maka mustahil ilmu itu dapat diketahui, karena masalah ini adalah masalah perasaan.
Segala yang menyangkut masalah perasaan, ini tak akan dapat diungkapkan hanya dengan ucapan, seperti rasa manisnya manisan dan pahitnya empedu tak akan dapat diceritakan tanpa dengan dirasakan.
Seperti cerita orang yang menderita inpotensi, bekirim surat kepada sahabatnya untuk diceritakan bagaimana nikmatnya bersetubuh, seperti apa enaknya. Sahabatnya pun mengirim surat untuk menjawabnya. Hai fulan sahabatku, dulu aku hanya mengira bahwa kamu itu inpoten, sekarang aku jadi tahu ternyata benar bahwa kamu itu impoten dan bodoh. Bagaimana tidak, kenikmatan ini adalah rasa , jika kamu telah merasakannya tentu  kamu akan tahu, jika tidak, tentu tak akan tepat jika hanya diungkapkan dengan ucapan dan tulisan.
Wahai anakku,
Sebagian masalahmu yang kau tanyakan kepadaku, itu sama halnya seperti   orang inpoten tadi, adapun sebagian yang lain yang dapat dijawab dengan ungkapan, dan  telah aku tuturkan dalam  kitab Ihya ulumuddin dan juga kitab yang lain. Disini aku hanya akan menyampaikan  sedikit, memetik dari kitab Ihya’ itu, serta mengisyaratkan  jawabannya, lalu aku katakan ;
Sungguh wajib bagi orang yang menempuh perjalanan akhirat beribadah untuk memenuhi empat perkara ;                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 
 pertama :
I’tikad dan keyakinan yang benar yang tidak ada bid’ah didalamnya.
ke dua ;
Taubat nashuha artinya taubat yang murni setelah bertaubat tidak akan mengulangi kesalahan lagi.
Ke tiga :
Mencari kerelaan orang orang yang mempunyai urusan,
 agar tak seorangpun tersisa haknya atas pribadimu.
ke empat ;
Menuntut ilmu syari’at sesuai ukuran untuk dapat memenuhi perintah perintah Allah kemudian ilmu ilmu yang lain yang dapat membawa keselamatanmu.
Dikisahkan bahwa Imam Syibli Rahimahullahu telah melayani empat ratus guru, lalu ia berkata :
“ Aku telah belajar empat ribu hadits, kemudian aku memilih satu hadits saja dari semua hadits itu, dan itu aku amalkan, sementara yang lainnya aku lepaskan. Karena setelah aku renungkan dan aku simpulkan   bahwa dengan satu hadits itu aku dapatkan keselamatan. Dan ternyata ilmu orang terdahulu maupun ilmu orang orang belakangan semuanya bermuara dari satu hadits itu. Maka aku merasa cukup dengan satu hadits itu.
Satu hadits yang aku pilih dan aku amalkan itu adalah sabda Rasulullahi sallallahu ‘alaihi wa sallam kepada sebagian shahabatnya.
اعـمـل لـدنـيــاك  بـقــدر مـقــمـك فـيــهــا , و اعـمـل لاخـرتـك بـقــدر بـقــائـك فـيــهــا, و اعـمـل لله بـقــدرحـاجـتـك الـيـه ,
و اعـمـل للــنـــار بـقــدر صـبــرك عـلــيــهــا
“Beramallah kamu untuk kepentingan duniamu sekedar untuk selama kamu tinggal di dunia, dan beramallah kamu untuk akhiratmu dengan seukur kekalmu diahirat. Dan beramallah karena Allah sebanding dengan kebutuhanmu kepadaNya. Dan beramallah untuk neraka sebatas kamu tahan didalamnya”.

Wahai anakku,
Jika kamu faham hadits ini, tentu kamu tak akan butuh ilmu yang banyak banyak.
Coba renungkan hikayah yang lain : kisah tentang Syaikh Hatim Al Ashom, ia adalah sahabat Syaikh Syaqiq Al Balkhiy Rahmatullahi Ta’ala ‘alaihima, Suatu hari ia bertanya kepada Syaikh  Hatim Al Ashom, Syaikh Syaqiq Al Balkhiy katakan : Kamu telah tiga puluh tahun bersahabat denganku, apa yang telah kau dapatkan selama   bersamaku ? .
 Syaikh  Hatim katakan : Aku telah berhasil mendapatkan delapan faedah ilmu, itu sudah cukup memenuhi keinginanku, karena aku hanya mengharapkan   keselamatan dari ilmu itu.
Syaqiq Al Balkhiy bertanya : apa saja faedah delapan itu? Syaikh  Hatim menjawab :
Faedah yang pertama :
Aku merenungkan makhluq Allah, lalu aku mengerti bahwa setiap orang itu pasti punya kekasih yang dicintai dan dirindukan, sebagian diantaranya menyintai dan menyertai sampai ketika ia sakit menjelang ajalnya, bahkan sebagian lagi menyertai sampai saat ia sampai ditepi liang kubur. Tetapi semua yang dicintai itu akhirnya   kembali semua,   ia ditinggalkan diliang kubur sendirian tanpa teman, tak satupun yang tinggal tetap menemani. Lalu aku berfikir,  dan aku katakan : Sebaik baik yang dicintai oleh seseorang adalah sesuatu yang sanggup menemani sampai masuk keliang kubur, yang dapat membuat senang dan menghibur di alam kubur. Dan ternyata itu tidak aku temukan selain amal shalih, lalu aku jadikan amal shalih itu sebagai kekasih agar dapat menerangiku di kegelapan kuburku, dan menghiburku serta tidak meninggalkan aku dalam kesendirian.
Faedah ke dua :
Aku melihat bahwa setiap orang itu selalu mengikuti
keinginan nafsunya, bahkan selalu bergegas untuk memenuhi segala keinginannya. Lalu aku merenungkan firman Allah :
وأمـامـن خاف مـقـام  ربـه  ونـهى الــنـفس عـن
الـهـو ى  فـان  الــجـــة  هى الــمأوى
“Adapun orang yang takut kepada kebesaran  Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka surga adalah tempat tinggalnya” ( Q.S.An Nazi’at : 40 – 41).
Aku yakin bahwa Al Qur’an itu haq dan pasti benar, maka serta merta aku menentang keinginan nafsu dan bergegas dengan kesungguhan untuk memerangi dan menentangnya sehingga ia tunduk dan patuh untuk selalu ta’at kepada Allah Ta’ala dan mengikutinya.
Faedah ke tiga :
Aku melihat setiap orang senantiasa berusaha untuk mengumpulkan harta dunia, kemudian menyimpan dan menguasainya. Aku berfikir merenungkan firman Allah :
مــا عــنــدكـــم يــنــفـــذ ومــا عــنــد الله بــاق
“Apa saja harta benda yang ada disisimu itu pasti akan sirna, tetapi apa yang ada disisi Allah pasti akan kekal selamanya
( Q.S.An Nahl : 96).
Kemudian harta benda yang telah aku hasilkan dari kerja keras mengumpulannya, aku serahkan ke jalan Allah, aku bagi untuk orang orang miskin agar menjadi simpanan dan investasiku disisi Allah Ta’ala.
Faedah ke empat :
Aku melihat sebagian  orang itu menganggap bahwa kemuliaan seseorang itu terletak pada banyaknya pendukung dan banyaknya pergaulan akhirnya mereka terpedaya olehnya. Sebagian yang lain menganggap bahwa kemuliaan itu tergantung pada banyaknya harta benda kekayaan dan banyaknya anak cucu keturunan . Mereka selalu membanggakannya. Yang lain lagi mengira bahwa kemuliaan itu terletak pada kehebatan merampas harta orang lain  dan menganiaya bahkan mengalirkan darah orang lain . Ada pula kelompok orang yang menganggap kemuliaan itu pada kemampuan menghabiskan harta benda secara berlebihan dan merusaknya. Lalu aku merenung tentang Firman Allah :
ان أكـــرمــكــم عـــنــد الله اتــقــــا كــم
“Sesungguhnya orang yang paling  mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa diantara kamu” 
( Q.S.Al Hujurat : 13)
Maka aku memilih taqwa untuk mencapai kemuliaan, karena aku yakin  bahwa Al Qur’an itu haq dan pasti benar. Sedangkan anggapan dan dugaan orang orang itu pasti salah dan batil.
Faedah ke lima :
Aku melihat banyak orang selalu mencaci satu sama lain dan juga saling mengumpat dan menghujat, ternyata itu semua lantaran rasa dengki dan hasut pada harta benda, kedudukan dan pengetahuan. Aku merenungkan firman Allah Ta’ala :
نـحــن قــســمــنـا بـيـــنــهــم مــعـيــشــتــهــم فى الـحــيــات الــدنــيــا
“Kami telah menentukan  antara mereka penghidupan mereka dalam k ehidupan dunia” ( Q.S.Az Zuhruf : 32 ).
Aku semakin faham bahwa pembagian itu telah ditentukan oleh Allah sejak zaman azali, maka aku tak mendengki seseorangpun, dan aku rela dengan bagian yang telah ditentukan oleh Allah untuk aku.
Faedah ke enam  :
Aku melihat manusia satu sama lain saling bermusuhan lantaran suatu kepentingan dan sebab sebab tertentu, lalu aku renungkan firman Allah Ta’ala :
ان الـشــيـطان لـكــم  عــدو فــاتـخــذوه  عــدوا
“Sungguh syaitan itu musuh bagi kamu, maka jadikan ia sebagai musuh” ( Q.S.Faathir : 6).
Aku menjadi tahu bahwa tidak boleh sesungguhnya  memusuhi seseorang pun selain syaitan.
Faedah ke tujuh  :
Sungguh aku telah melihat bahwa setiap orang senantiasa berusaha   keras   dengan sekuat tenaga, untuk mencapai kemewahan dan kemegahan dalam kehidupan,  sampai tak mempedulikan jatuh pada syubhat bahkan haram. Sampai menghinakan diri dan mengurangi harga diri. Aku merenungkan firman Allah :
ومــا مــن دا بــة  فى الأرض الا عـلى الله رزقــهـــا
“Dan tiada hewan melata dimuka bumi ini melainkan    Allah lah yang memberi rizkinya”  ( Q.S.Hud  : 6 ).
Aku menjadi tahu bahwa rizki untuk uku telah ditanggung oleh Allah. Sehingga aku sibuk menunaikan ibadah, dan aku memutus segala pengharapan selain hanya berharap anugerah Allah.
Faedah ke delapan :
Aku melihat bahwa setiap orang selalu membanggakan sesuatu yang diciptakan dan diidamkan, sebagian membanggakan uangnya, sebagian lagi membanggakan  harta dan kedudukannya, yang lain membanggakan pekerjaan dan prestasi yang dicapainya, dan sebagainya seuanya hanya membanggakan atas usaha yang telah dicapainya.
Aku merenungkan firman Allah Ta’ala :
ومـن يـتـوكــل عـلى الله فـهــو حـســبــه  ان  الله  بـالــغ  أمــره  قــد جـعــل  الله لــكــل  شيء  قــــدر ا,
 فــتـوكــل عــلى الله  فـهــو  حـســبى  ونــعـم  الوكــيــل
“Barang siapa yang berserah diri kepada Allah , maka Allah akan mencukupinya, sungguh Allah akan menyampaian urusannya . dan Allah telah menentukan segala sesuatu menurut ketentuanNya’. ( Q.S.  : Ath Thalaq : 3).
“Bertawakkallah kepada Allah, Dialah Yang telah mencukupiku dan Dialah sebaik baik Penolong”
Syaqiq Al Balkhiy berkata : Semoga Allah melimpahkan pertolongan kepadamu, aku telah melihat dalam kitab Taurat, Injil, Zabur dan Al Qur’an,  dan aku temukan dalam empat kitab itu, bahwa pada substansinya semuanya berisi seputar delapan faedah itu.
Barang siapa mengamalkannya, berarti secara substantif  ia telah mengamalkan   semua isi empat kitab suci itu.
Wahai anakku,
Dari dua hikayah ini tentu kamu tahu bahwa   sesungguhnya kamu tidak butuh terlalu banyak ilmu. Dan sekarang akan aku jelaskan apa yang wajib bagi kamu sebagai seorang Salik yang menempuh perjalanan ahirat yang benar dengan beribadah   kepada Allah.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya bagi Salik seyogyanya meiliki seorang guru yang memberi petunjuk dan membimbing untuk keluar dari akhlak yang tidak  baik, dengan bimbingannya. Dan mengantikannya dengan akhlak yang baik . Makna tarbiyah dan pendidikan itu menyerupai pekerjaan seorang petani yang mencabut rumput ruput berduri, dan menghilangan tumbuh tumbuhan yang lain yang tumbuh diantara tanaman padi, agar pertubuhan tanaman itu menjadi baik dan sempurna hasil panenya. Maka menjadi keharusan bagi seorang Salik  memiliki seorang guru yang mendidik dan memberikan petunjuk kepadanya kearah jalan Allah. Karena Alah telah mengutus  seorang utusan untuk hamba hambanya agar memberi petunjuk kearah jalanNya. Dan ketika utusan Allah itu telah berangkat meninggalkan umatnya, tentu Allah menjadikan para penggantinya yang menduduki kedudukannya, sehingga mereka para pengganti itu dapat menerusan memberi petunjuk kearah jalan Allah Ta’ala.
Adapun syarat guru yang pantas sebagai pengganti utusan Allah, Sallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang benar benar alim. Tetapi tidak setiap alim pantas menduduki kedudukan pengganti utusan itu.  Aku akan menerangkan kepada kamu sebagian tanda tanda orang yang alim pengganti rasul   secara global garis besar, sehingga tidak setiap orang dapat mengaku sebagai seorang mursyid, guru pemberi petunjuk.
Maka aku katakan bahwa Guru mursyid itu orang yang berpaling dari kecintaan terhadap dunia dan kedudukan.
Dan orang itu harus benar benar mengikuti guru yang bijaksana. Yang dia juga secara berantai juga punya hubungan dengan Sayyidil Mursalin, pemimpin para utusan sallallahu ‘alaihi wasallam.
Dia juga harus orang yang riyadlah, melatih diri secara baik, dengan meminimalisir makan, ucapan, dan tidur, tetapi memperbanyak shalat dan shadaqah dan puasa. Dalam mengikuti guru yang bijaksana, ia menjadikan akhlak yang baik sebagai perilakunya, juga dalam kesabarannya, shalat, syukur, tawakkal, kepasrahan, keyakinan, qana’ah, menerima kenyataan, ketenangan jiwa, aris bijaksana, tawadlu’, luas pengetahuannya, kejujuran , konsisten, wibawa dan tenang pribadinya, perlahan lahan dan sebagainya. Guru yang semacam itu berarti dia pembawa cahaya penerang dari cahaya Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam yang pantas menjadi panutan. Tetapi profil guru seperti itu sangatlah langka bahkan lebih sulit ditemukan dari pada  belerang berwarna merah. Siapapun sangatlah beruntung jika dapat menemukan guru seperti yang aku tuturkan semacam itu dan diterima sebagai muridnya.  Seyogyanya murid memulyakan guru secara lahir batin.
Adapun memuliakan secara lahir dengan cara tidak membantah guru dan tidak menyibuk kan dengan berbagai alasan dalam setiap masalah,  meskipun tahu bahwa gurunya salah. Murid tidak boleh enggelar sajadah didepan guru kecuali waktu melakukan shalat, jika guru telah selesai shalat murid supaya mengangkat sajadahnya. Murid tidak boleh meperbanyak shalat sunnat di hadapan gurunya. Hendaknya murid melakukan apa yang diperintahkan guru sesuai kekuatan dan kemampuannya.
Adapun memuliakan guru secara batin adalah, bahwa apapun yang didengar dan diterima dari guru secara lahir hendaknya murid tidak mengingkari dalam batinnya, baik dalam perbuatan maupun ucapan, agar murid tidak ditengarai dengan tanda tanda munafiq.
Apa bila murid tidak mampu mengerjakan perintah guru supaya meninggalkan guru sampai bisa cocok antara lahir dan batinnya. Dan murid  hendaknya menjaga diri dari pergaulan dengan kawan yang jelek budi pakertinya. Agar tidak memberi peluang setan jin dan manusia didalam hatinya, sehingga hatinya bersih dari kotoran setan .
Dalam kondisi apapun hendaknya murid engutamakan kawan yang fakir dari pada awan yang kaya.
Ketahuilah bahwa ilmu tashauf itu ada dua :
1.      Istiqamah beribadah kepada Allah Ta’ala,
2.      Tabah menghadapi masyarakat.
Barang siapa yang istiqamah beribadah kepada Allah Azza wa Jalla, dan baik   akhlak budi pakertinya  terhadap sesama manusia dan mempergauli dengan lemah lembut,  maka itulah orang shufi.
Yang disebut istiqamah adalah menyediakan  diri untuk senantiasa menunaikan perintah Allah Ta’ala, serta baik budi pakertinya terhadap sesama manusia, tidak membebani orang lain untuk memenuhi keinginan dirinya, malah sebaliknya berani menanggung beban orang lain untuk memenuhi keinginan orang lain sejauh tidak bertentangan dengan hukum syara’.
Kemudian kamu bertanya kepadaku tentang ubudiyah penghambaan diri kepada Allah Ta’ala.
Ubudiyah itu ada tiga.
1.      Senantiasa menjaga perintah syara’.
2.      Ridla terhadap qadla’ dan qadar Allah, serta ridla menerima pembagian Nya.
3.      Meninggalkan kerelaan dirinya demi mendapat ridla Allah Ta’ala.
Dan kamu tanyakan kepadaku tentang tawakkal, 
Tawakkal adalah memperkuat i’tikadmu kepada Allah dalam hal yang telah dijanjikan oleh Allah. Artinya kamu yakin bahwa apapun yang telah ditentukan oleh Allah untuk kamu pasti akan sampai, meskipun semua orang di seluruh alam ini berusaha menghalangi untuk sampai kepadamu. Tetapi sebaliknya apapun yang tidak ditentukan oleh Allah untuk kamu pasti tak akan sampai, meskipun semua orang seluruh alam membantu kamu.
Kau tanyakan pula kepadaku tentang ikhlas,
Ikhlas adalah menjadikan seluruh aktifitas yang kamu lakukan hanya karena Allah Ta’ala, dan hatimu tidak terpengaruh oleh pujian orang lain, juga tak peduli dengan cacian orang kepadamu.
Ketahuilah bahwa riya’ itu muncul dari mengagungkan makhluk ciptaan Allah. Obat untuk menghilangkannya adalah dengan cara kau pandang semua makhluk itu tunduk dibawah kekuasaan Allah.  Kamu anggap semua makhluk itu sebagai benda mati karena tidak mampu mendatangkan rasa enak dan kesulitan agar kamu selamat dari riya’ terhadap makhluk itu.
Selama kamu masih menganggap makhluk itu mempunyai kekuasaan dan keinginan, riya’ itu tetap tak akan jauh dari kamu. 
Wahai anakku,
Masalah masalah yang lain dari yang kamu tanyakan ini sebagian telah tertulis dalam kitab kitab karanganku, pelajarilah dari sana, dan sebagian yang lain lagi terlarang untuk ditulis.
Amalkanlah apa yang kamu ketahui, supaya segera terbuka bagi kamu apa yang kamu belum ketahui.
Wahai anakku,
Setelah hari ini jangan lagi kamu bertanya kepadaku tentang sesuatu yang kamu merasa sulit, kecuali dengan ucapan hati, karena Allah telah berfirman ;
ولــو انـهـم صــبروا حتى تـخرج  الــيــهـم لــكان خيرا لهـم
Dan kalau sekiranya mereka itu bersabar sehingga kamu keluar kepada mereka, niscaya itu lebih baik bagi mereka
(QS. Al Hujurat ; 5).
Terimalah nasehat Nabi Khidlir Alaihis salam, ketika bersabda kepada Nabi Musa Alaihis salam :
‘Jangan kamu menanyakan  kepadaku tentang sesuatupun, sampai  aku aku sendiri menerangkannya kepadamu”.
 (QS. Al Kahfi ; 70).
Maka jangan tergesa sehingga datang masanya, kelak kamu akan dibukakan apa yang kau merasa kesulitan dan kamu akan  tahu. Aku akan perlihatkan kepada mu tanda tanda kebesaranku maka jangan tergesa gesa. Jangan bertanya padaku sebelum waktunya, dan yakinlah bahwa kamu tak akan  sampai wushul kepada Allah melainkan dengan usaha yakni beribadah kepada Nya. Karena Firan Allah Ta’ala :
 "أولـم يــســيــروا فى ا لأرض فـيـنــظروا "
“Apakan mereka tidak mengadakan perjalanan dimuka bumi ini, lalu memperhatikan  ……” ( QS. Ar Rum : 9 ) .
Wahai anakku,
Jika kau berjalan dengan pertolongan Allah, kamu akan melihat keajaiban keajaiban disetip tempat. Dan serahan jiwamu karena dasar pokok dalam perara ini adalah penyerahan jiwa. Sebagaimana kata Dzun Nun Al Mishri Rahimahullahu kepada seorang muridnya ;
“Bila kau mampu menyerahkan jiwamu, kemarilah datang padaku menjadi muridku, jika tidak jangan sampai sibuk omong kosong soal   orang tashauf “.
Wahai anakku,
Aku ingin menasehati kamu dengan delapan perkara.
Terimalah nasehat ini jika tidak ingin ilmumu jadi bumerang bagi dirimu kelak dihari kiyama. Amalkanlah empat dari nasehat ini, tinggalkanlah empat yang lain.
Adapun empat hal yang harus ditinggalkan adalah :
Yang Pertama   :
Janganlah kamu mendebat seseorang dalam suatu masalah selama kamu mampu, karena dalam perdebatan itu menimbulkan mala petaka yang banyak, bahkan dosanya lebih besar dari pada manfa’atnya . Karena perdebatan itu dapat menimbulkan akhlak tercela, seperti pamer, dengki, sombong, dendam, permusuhan, mebanggakan diri, dan lain sebagainya. Seandainya terjadi suatu masalah antara kau dan seseorang atau masyarakat, dan keinginanmu untuk menegakkan  suatu kebenaran dan   tidak sia sia. Untuk itu boleh membahas, tetapi untuk   tujuan itu ada dua tanda tanda.
 1. Kamu tidak boleh membedakan antara terungkapnya  
     kebenaran itu dari lisanmu atau dari lisan orang lain.
 2. Pembahasan itu dilakukan sebaiknya ditempat yang
     sepi, dari pada ditempat keramaian yang banyak
     orang.
Perhatikan ! disini aku peringatkan kamu suatu faedah, dan ketahuilah bahwa mempertanyakan suatu masalah yang sulit itu berarti menanyakan penyakit hati kepada seorang tabib atau dokter. Tentu jawabnya untuk penyakit itu adalah usaha untuk mengobati penyakitnya. Ketahuilah bahwa orang orang yang bodoh itu orang yang menderita penyakit hatinya, orang orang alim para ulama itulah sebagai dokternya. Tetapi orang alim yang tidak sempurna, tiak akan mampu mengobati penyakit  dengan baik. Sedang orang alim yang sempurna saja belum tentu sanggup mengobati setiap orang sakit.
Orang alim yang sempurna hanya sanggup mengobati orang sakit yang masih dapat diharapkan menerima perawatan dan pengobatan untuk kesembuhannya.  Tetapi untuk penyakit yang sudah kronis dan akut, yang tidak mudah menerima pengobatan, sepandai pandai dokter tentu hanya akan mengatakan :
“ Penyakit ini sudah tidak menerima perawatan, jadi jangan terlalu sibuk dengan mengobati penyakit ini, karena hal ini tidak akan banyak gunanya”. 
Kemudian ketahuilah, bahwa penyakit bodoh itu ada empat macam : satu diantaranya masih mungkin menerima pengobatan.  Sedang yang tiga lainnya tidak mudah menerima penyembuhan.
Adapun penyakit bodoh yang tidak dapat menerima untuk disembuhkan :
Pertama :
Orang yang bertanya dan menentang timbul dari rasa kedengkian dan kebencian. Maka ketika dijawab dengan baik dan   jelas bahkan lebih jelas, maka jawaban itu hanya akan menambah kebencian, permusuhan dan kedengkian. Maka  jalan yang menyelamatkan adalah menhindarinya dengan  tidak perlu memberikan jawaban.
Di sampaikan sebuah syi’ir ;
كل الـعـــدو ة  قــد تـر جى   ازالـتـهــا  *
الا عـدأوة مـن عـاداك عـن حسـد
Setiap permusuhan itu masih diharapkan dapat diperdamaikan # Selain perseteruan orang yang memusuhimu karena kedengkian.
Seyogyanya kamu berpaling darinya, biarkan ia dengan penyakitnya. Allah Ta’ala berfirman :
فــأعــرض  عـمــن تـولى  عـن ذكـــرنـا ولــم يـرد  الا حيــاة الــدنــيــا
“Berpalinglah kamu dari orang orang yang berpaling dari peringatanKu dan tidak enghendaki kecuali kehidupan dunia”
Lantaran orang yang berpenyakit dengki itu,   segala yang diucapkan maupun yang dilakukan dapat menyulut dan membakar  tanaman amalnya   sendiri. Sebagaiana sabda Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam :
الــحـســد يــأكــل الحســنـات  كـمــا تــأكــل الــنــار الـحـطــب
“Dengki itu dapat melenyapkan amal amal kebaikan sebagaimana api membakar kayu bakar”
Kedua :
Orang yang penyakitnya timbul akibat dari kebodohan, orang yang menderita penyakit seperti ini juga tidak mudah  menerima perawatan untuk kesembuhannya. Sebagaimana sabda Nabi Isa Alaihis salam :
انى مــا عـجزت  عن احيــاء الـمــوتى وقــد عجـزت  عن  معـالجة  الاحمــق
“Sungguh aku tak kesulitan untuk menghidupkan orang orang yang sudah meninggal atas izin Allah, Tetapi aku benar benar kesulitan tak mampu mengobati penyakit kebodohan”
Hal ini terjadi seseorang yang menuntut ilmu dalam waktu yang singkat, ia hanya belajar ilu pengetahuan yang bersifat rasional dan   hukum formal saja. Karena bebodohannya ia bertanya dan menentang orang alim yang besar yang sudah cukup lanjut usia, yang telah lewat pemikiran pemikiran rasional dan pendalaman  yuridis formalnya. Padahal si bodoh ini tak faham tentang kondisi orang alim ini, hingga ia mengira apa yang musykil baginya juga menjadi kemusykilan orang alim yang besar ini. Maka ketika ia tak memahami tingkat pemikiran orang alim, menjadi jelas bahwa pertanyaan yang disampaikannya menunjukkan akan kebodohannya. Sebaiknya tidak perlu menjawab pertanyaannya.
Ke tiga :
Pertanyaan yang disampaikan itu memang dalam upaya mencari petunjuk, apa saja masalah yang tidak difahami dari pendapat para alim, harus diterima sebagai sebuah pengakuan atas dirinya sebagai orang yang tidak ada kemampuan untuk menjangkau  tingkat pemahamanya.
Maka pertanyaan yang disampaikan sebatas untuk mengambil faedah semata, bahwa dirinya mendapat kesadaran akan  keterbatasannya tidak mampu menjangkau hakikat pengetahuan. Ini juga sebaiknya tak perlu dijawab. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam tentang hal ini pernah bersabda ;
نحـن مـعــاشــر الأ نبـيــاء أمـرنـا أن نـــــكـلــم الــنـــاس عـلى قــدر عـقــولــهــم
Kami golongan para Nabi, diperintah untuk menyampaikan kepada segenap manusia sesuai dengan kemampuan akal mereka”.
Adapun penyakit yang masih mngkin diobati yaitu orang yang mengharap petunjuk, akal yang sehat dan pemahaman yang kuat. Tidak terdorong oleh sifat dengki, benci, suka menuruti keinginan, suka kedudukan dan suka harta benda, Selalu mencari jalan kebenaran. Pertanyaanya juga sanggahannya bukan karena kedengkian dan ingin menguji. Orang seacam ini penderita penyakit yang mengharap kesembuhan, maka boleh menjawab pertanyaan yang diajukan bahkan wajib kamu menjawabnya.
Yang ke dua :
Termasuk yang harus kamu tinggalkan adalah bila kamu menjadi juru nasehat yang menesahati orang lain dan memberi peringatan orang lain, arena itu membawa malapetaka dan resiko yang sangat banyak bagi kau sendiri, kecuali jika kamu telah mengamalkan lebih dulu apa yang kamu sampaikan kepada masyarakat, baru kemudian kamu menasehati orang lain dimasyarakat. Coba fikirkan apa yang di sampaikan kepada Nabi Isa Alaihis salam :
يــا ابـن مـريـم  عـظ نــفــســك  فــان اتــعــظت  فــعـظ الـنــاس  والا فــاســتـح  مـن ربــك
“Hai putra  Maryam nasehati dirimu sendiri,  jika dirimu sendiri   telah meneria nasehatmu, barulah kamu menasehati orang lain. Jika dirimu sendiri tidak  menerima nasehatmu,   kamu harus malu pada   Tuhanmu”
Apabila terpaksa kamu diuji, dihadapkan dengan pekerjaan ini, kamu harus mampu menjaga dua perkara :
1.      Kamu harus menjaga jangan sampai memaksakan diri dalam berbicara dengan kata kata dan ungkapan, isyarat isyarat dan bait bait sya’ir, karena Allah tidak suka dan murka kepada  orang orang yang memaksakan diri. Orang yang memaksakan diri itu tentu melampaui batas yang berarti menunjukkan kerusakan batinnya, dan kealpaan hatinya.
Adapun makna peringatan adalah memberi peringatan kepada hamba Allah  tentang neraka di akhirat dan kelalaian dirinya dalam menghambakan diri kepada Sang Pencipta.  Dan berfikir tentang hal hal yang telah berlalu yang pernah dilakukan yang ternyata telah menyita waktu dan umur tidak berguna bagi dirinya.
Seharusnya juga berfikir kedepan jalan ibadah   yang dihadapi, medan yang sulit dan terjal  Diana tidak ada jaminan  keselamatan iman  diakhir hayatnya,  hendaknya juga berfikir bagaimana kondisi dirinya ketika malaikat maut menghampirinya, bagaimana pula kelak apakah mampu menjawab pertanyaan Munkar dan Nakir seharusnya juga memperhatikan  keadaannya dihari kiyamat kelak, diamana tempat peristirahatannya. Apakah juga akan mampu melewati syirat, titian yang sangat sulit ditempuh, apakah akan selamat, ataukah akan jatuh dilembah neraka Hawiyah ?.
Banyak mengingat  perkara perkara ini secara terus menerus didalam hati, sehingga membangkitkan semangat hati untuk mengingat nyala api neraka yang senantiasa menyala nyala, dan ancaman musibah dan malapetaka, inilah yang disebut sebagai peringatan.
Menunjukkan kepada orang lain  dan  memperlihatan kepada masyarakat tentang kebenaran. Juga memberi peringatan atas kelalaian  mereka, dan menunjukkan juga atas cela dan segala kekurangan mereka. Agar api semangat yang menyala    ini menyentuh hati dan perhatian mereka. Mengingatkan tentang musibah dan malapetaka, agar dapat membangkitkan mereka untuk segera menyusuli masa masa yang telah lewat dengan beramal kebajikan sebatas kemapuan.  Penyesalan akan   hari hari yang telah dilalui, yang tidak dipergunakan untuk berbuat taat kepada Allah, Semua  ini dilakukan sesuai dengan cara yang ditentukan dalam agama disebut sebagai peringatan.
Untuk memberikan contoh sederhana, bahwa tidak perlu memaksakan diri, dengan menggunakan kalimat kalimat yang gharib, asing yang tidak mudah difaham dalam memberi nasehat kepada masyarakat,  misalnya, kau melihat banjir yang akan melanda seseorang bahkan  mungkin  merobohkan rumah  orang itu, padahal orang itu bersama seluruh keluarganya ada didalam rumahnya, sama sekali tidak tahu bahwa mereka terancam bahaya. Lalu kamu katakan kepada mereka : Awas, banjir ! banjir ! berlarilah ada banjir ! Dalam kondisi seperti ini, untuk memberi kabar dan peringatan kepada pemilik rumah itu, apakah kamu  masih  ingin memaksakan diri mencari cari kalimat yang enak, kata ata yang populair !    Pasti tidak, sama sekali tida ingin. Demikian pula dalam memberi peringatan dan nasehat, hendaknya menjauhi peaksaan diri dengan mencari cari kalimat kalimat dan isyarat isyarat yang sulit difahami.
2.      Hendaknya tujuanmu memberi mauidlah dan
      nasehat bukan untuk agar masyarakat beramai
ramai kumpul di ajlismu untuk mendengarkan dan kemudian menerima mendapat petunjuk, sampai mereka merobek robek pakaianya, agar disebut bahwa majlis  adalah majlis yang paling utama dan hebat.
Oleh karena itu semua cenderung hanya untuk kepentingan kepentingan dunia semata. Sedang cinta dunia ini akibat dari lupa akhirat. Maka sebaiknya tujuanmu memberi nasehat agar orang itu menjadikan  apa yang bersifat keduniaan menuju kepentingan akhirat, mengajak mereka meninggalkan maksiyat menuju taat, dari cinta dunia kepada cinta akhirat, dari sifat bakhil , pelit menjadi pemurah dan derawan. Menyeru mereka dari keraguan menuju keyakinan, mengingatkan mereka yang lupa agar menjadi ingat , dari terpedaya menjadi taqwa takut kepada Allah . Mengingatkan mereka agar cinta akhirat dan membenci dunia. Hendaknya kamu ajarkan pula pengetahuan teng ibadah dan dan zuhud , jangan sampai  mereka kamu perdaya dengan sifat Pemurah , Pengasih  dan rahmat Allah .
Karena pada umunya karakter masyarakat itu nyimpang dari aturan syar’iy. dan berjalan pada jalan yang tidak diridlai Allah serta terpengaruh akhlak yang jelek. Oleh karenanya tanamkan rasa takut dihati mereka serta sampaikan ancaman berat bagi mereka supaya  mereka berubah sifat sifat batinnya, dan pergaulan lahir  mereka juga berganti hingga mereka menampakkan rasa cinta pada ketaatan dan kembali pada jalan kebenaran meninggalkan kedurhakaan.
Inilah jalan cara memberi bimbingan dan nasehat. Setiap nasehat tanpa cara ini, justru akan menimbulkan kerusakan bagi orang yang memberi nasehat dan bagi yang mendengarkan.
Bahkan dikatakan bahwa orang yang memberi mauidlah tetapi dia sendiri selalu menyimpang dari jalan kebenaran dia adalah gandaruwa dan syetan, yang membawa masyarakat menyimpang dari jalan yang benar dan juga membawa kerusakan. Maka wajib bagi masyarakat untuk meninggalkan orang yang memberi  nasehat tetapi tidak benar seperti ini. Karena setanpun tak akan mampu merusak agama yang telah dirusak oleh orang yang mengucapkan nasehat ini.  Dan barang siapa yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan wajib untuk menurunkan orang seperti ini dari mimbar mimbar nasehat, dan juga melarang apa yang di bicarakan . Karena tindakan ini termasuk amar ma’ruf dan nahi mungkar.
3.      Termasuk  hal yang harus ditinggalkan adalah  jangan sampai mencampuri para penguasa dan pemimpin pemerintah, dan juga tak perlu mengetahui mereka, karena tahu mereka, bergaul dengan mereka, adalah merupakan malapetaka yang besar. Andaikata kau diuji harus ketemu mereka janganlah kamu memuji mereka, karena Allah sangat murka ketika ada orang fasik dan orang dlalim  dipuji puji. Barang siapa yang mendo’akan kepada penguasa untuk lama dan panjang umurnya berarti ia suka jika bumi Allah selalu gunakan untuk makshiyat kepadaNya.
4.      Termasuk  hal yang harus ditinggalkan adalah,  jangan sampai menerima pemberian penguasa dan pemberian hadiahnya, meskipun kamu tahu bahwa pemberian itu dari harta yang halal. Tama’ artinya  berharap pemberian penguasa itu  merusak agama.  Oleh karena pengharapan seperti ini   akan dapat memperedaya  orang untuk menampakkan hal yang bertentangan dengan apa yang tersimpan  dalam hatinya, juga menjaga agar tak jauh dengan penguasa, yang berarti juga menyetujui kedhalimannya. Ini semua jelas merusak agama.
Jika kamu menerima hadiyah pemberiannya dan mengambil manfaat di dunia, bahaya terkecil adalah kamu akan menyukainya. Padahal orang yang menyukai seseorang,  secara pasti ia meingin kan panjang usia orang yang disukainya dan kekal. Menyukai orang dlalim itu kekal berarti ia menginginkan kedhaliman terhadap hamba hamba Allah Ta’ala dan kerusakan alam ini. Oleh karenanya mana ada hal yang lebih berbahaya bagi agama dan urusan  akhirat dibanding thama’ semacam ini ?
Maka waspadalah terhadap tipu daya syetan yang selalu menyesatkan.  Atau bujukan sebagian orang   yang mengatakan kepadamu bahwa yang lebih afdlal dan utama itu apabila kau dapat mengambil manfa’at uang dari penguasa untuk kamu bagikan kepada orang orang fakir miskin. Penggunaan harta oleh penguasa itu hanya untuk kefasikan dan kemakshiyatan. Sementara jika kau tasharufkan untu orang orang lemah itu lebih baik daripada pentasyarufan mereka.
Sungguh syetan yang dilaknat itu telah berhasil seolah olah memotong leher banyak orang  dengan godaan seacam ini. Masalah ini telah aku beberkan secara panjang lebar didalam kitabku Ihya’ Ulumiddin, pelajarilah dalam kitab itu.
Adapun empat perkara yang seyogyanya kamu laksanakan adalah ;
1. Hendaknya engkau menunaikan ibadah kepada
Allah dengan   perumpamaan             seandainya
kamu sebagai seorang majikan             memiliki
seorang hamba yang melakukan suatu pekerjaan
kamu suka dan rela terhadap pekerjaan
yang dilakukan hamba itu untuk kamu, hatimu
merasa lapang dan tidak marah marah, Sehingga
apa yang kamu tidak suka dari pekerjaan  hamba
itu, tentu pada hakekatnya Allah juga tidak rela
terhadap apa yang  kau lakukan .
       2. Manakala kamu melakukan sesuatu terhadap
orang lain, lakukanlah yang orang lain   rela
terhadap yang kamu lakukan sebagai mana kamu
sendiri rela. Karena iman seseorang itu tak akan
sempurna sehingga ia suka terhadap orang lain
sebagai mana ia suka terhadap diri sendiri.
       3.  Ketika kamu mempelajari atau menelaah suatu
ilmu pengetahuan hendaknya ilmu itu dapat 
memperbaiki hatimu dan membersihkan jiwamu.
            Seperti sendiny kamu tahu bahwa umurmu tinggal satu minggu, maka sudah barang tentu kamu tak akan sibuk lagi dengan ilmu fiqih, akhlaq, ushul, ilmu kalam dan lain sebagainya, karena kamu tahu bahwa ilmu ilmu itu tak lagi kamu butuhkan. Tetapi yang kamu butuhkan adalah bagaimana mendekatkan diri kepada Allah, dan mengetahui sifat sifat pribadimu dan juga bagaimana dapat berpaling dari rintangan rintangan dunia. Serta membersihkan jiwamu dari akhlak yang tercela. Dan kamu akan sibuk dengan mahabbah kepada Allah dan menghambakan diri kedaNya. Hendaknya kamu juga memiliki sifat sifat yang terpuji. Karena tiada hari,  siang maupun malam berlalu, melewati seorang hamba kecuali  mungkin  ia mati diantara saat saat  itu.
Wahai anakku,
Perhatikan pesan pesanku yang lain, dan fikirkan itu agar kau mendapat keselamatan. Seandainya kamu di beri berita bahwa   satu minggu yang akan datang seorang penguasa akan datang berkunjung kepadamu. Aku tahu secara pasti bahwa pada saat itu sebelum kedatangan pengusa itu kamu akan sangat sibuk dengan memperbaiki segala sesuatu yang menurut pengetahuanmu bahwa penguasa itu akan melihat apa saja
    




































 

























































































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar